15 Tanah Yang Cocok Untuk Pertanian di Pulau Jawa

Tanah yang cocok untuk pertanian biasanya mempunyai kondisi fisik yang tidak tandus alias subur karena memang tanah tersebut selalu diolah setiap selesai musim panen dan terdapat banyak pupuk yang sudah bercampur aduk dengan tanah yang dapat digunakan sebagai penunjang kesuburan tersebut.

Baca juga :

Tanah Yang Cocok Untuk Pertanian

tanah-yang-cocok-untuk-pertanianTanah Pertanian merupakan ujung tombak dari hasil pertanian yang nantinya akan dipanen. Semakin baik kualitas Tanah yang ada, maka akan semakin baik pula hasil yang didapatkan. Dan sebaliknya semakin buruk kualitas Tanah yang ada, maka akan semakin buruk pula hasil yang didapatkan. (baca juga : jenis jenis tanaman paku)

Jadi Tanah dalam bidang pertanian memegang peranan yang sangat penting. Dalam bidang pertanian, Tanah dikatakan ideal jika memenuhi syarat seperti halnya tidak terdapat bagian yang ada padasnya karena akan mengganggu gerak dari akar, mempunyai tingkat kelembaban yang cukup baik walaupun pada saat musim panas sekalipun. (baca juga : pertanian modern)

Kemudian ketika sudah ditanami tidak mudah ataupun cepat memadat dan juga mengeras, terdapat kandungan unsur yang bersifat organik di dalam tanah, kondisi pH biasanya tidak boleh kurang dari angka 7. Nah, jika tanah pertanian yang anda gunakan memenuhi kriteria tersebut sudah bias dipastikan bahwa tanah tersebut cocok untuk anda gunakan. (baca juga : pertanian organic)

Pada artikel kali ini akan membahas mengenai tanah yang cocok untuk pertanian, yuk kita simak bersama-sama! Berikut contoh tanah yang cocok digunakan untuk bercocok tanam yang akan dijelaskan secara detail, penjelasannya sebagai berikut :

1. Tanah Grumosol

Tanah grumosol merupakan jenis tanah yang mempunyai tekstur tanah dengan kandungan lempung dengan kadar yang cukup tinggi. Tanah ini bisa terbentuk karena perpaduan antara tuffa vulkanik dengan batuan induk kapur yang pada umumnya mempunyai sifat basa di bagian dalamnya sehingga tidak terdapat aktivitas yang terjadi. Tanah jenis ini tergolong ordo vertisol yang biasanya sangat mudah ditemukan di jawa, sumatera barat, dan juga nusa tenggara timur. (baca juga : contoh tumbuhan berakar tunggang)

Dengan tekstur yang dimilikinya tersebut menjadikan berubah dengan cepat yakni mongering, kemudian lama-kelamaan akan pecah-pecah pada saat musim kemarau mulai melanda. Dan pada saat musim penghujan mulai tiba tanah ini akan berubah wujud menjadi lempung yang sangat lembek seperti rawa-rawa. (baca juga : struktur dan fungsi jaringan daun)

Kondisi semacam ini hanya cocok digunakan untuk bercocok tanam seperti halnya menanam pohon jati, tanaman rumput-rumputan untuk pakan ternak. Walaupun kondisinya seperti itu bukan berarti tanah grumosol tidak subur dan tidak bisa ditanami. Pohon jati bisa tumbuh dengan subur karena memang tanah jenis ini merupakan kriteria yang sangat tepat untuk digunakan. (baca juga : struktur dan fungsi jaringan akar)

2. Tanah Mediteran

Tanah mediteran merupakan jenis tanah yang hanya bisa ditemukan pada daerah yang mempunyai iklim lembab dan basah. Tanah mediteran bisa terbentuk dari jenis-jenis batuan kapur yang di dalamnya terdapat banyak kandungan zat karbonat. Tanah ini tergolong dalam ordo alfisol. (baca juga : sistem gerak pada tumbuhan)

Karena terdapat kandungan unsur seperti halnya Fe, Al, air dan berbagai unsur lainnya, maka tanah jenis ini bias dikatakan sebagai jenis tanah yang mempunyai tingkat kesuburan yang cukup baik. Sehingga jika digunakan sebagai area persawahan, tanah jenis ini sangatlah cocok. Tanah jenis ini bias anda temukan di jawa, sumatra, sulawesi, dan juga nusa tenggara. (baca juga : sistem transportasi pada tumbuhan)

3. Tanah Rendzina

Tanah rendzina merupakan jenis tanah yang kondisi fisiknya mempunyai tekstur yang cukup lembut dan juga bersifat permeabilitas tinggi. Dengan ciri-ciri seperti itu, oleh karena itu tanah jenis ini mampu melakukan proses pengikatan terhadap air. (baca juga : fungsi fotosintesis)

Kandungan yang terdapat di dalam tanah ini meliputi unsur-unsur seperti contohnya Mg, Ca, dan juga zat-zat lainnya yang mempunyai kadar pH yang cukup tinggi. Tanah jenis ini biasanya sangat cocok untuk bercocok tanam tanaman seperti palawija dan jenis tanaman yang musiman. (baca juga : ciri ciri tumbuhan Asoka)

4. Tanah Litosol

Tanah litosol merupakan salah satu jenis tanah yang mempunyai tekstur agak kasar dan berbentuk gumpalan-gumpalan yang cukup besar. Tanah litosol tergolong dalam ordo entisol. Proses pembentukannya biasanya terjadi akibat aktivitas letusan dari gunung berapi, proses topografi, dan juga karena adanya perubahan iklim. (baca juga : contoh tumbuhan monokotil dan dikotil)

Untuk sekarang ini karena tekstur yang dimiliki oleh tanah ini, maka hanya bisa dimanfaatkan untuk penanaman tanaman palawija saja, untuk jenis tanaman lain belum bisa maksimal. Anda bisa menemukan tanah jenis ini di daerah jawa, Sumatra, nusa tenggara, dan sulawesi selatan. (baca juga : respirasi pada tumbuhan)

5. Tanah Laterit

Tanah laterit merupakan salah satu jenis tanah yang mempunyai keadaan suhu yang relative lebih tinggi. Tanah ini semula memang mempunyai tingkat kesuburan yang sangat baik, namun karena pengaruh iklim yang sering hujan, maka unsur-unsur hara yang terkandung di dalamnya akan ikut larut bersama air. (baca juga : contoh tumbuhan gymnospermae)

Tanah laterit di dalamnya terdapat seskuioksida, namun sangat sedikit unsur-unsur hara yang ada. Tanah jenis ini masih kurang baik untuk bercocok tanam berbagai jenis tanaman, namun masih cocok digunakan untuk menanam pohon kelapa dan juga pohon mete. Anda bias menemukan tanah ini di daerah kalimantan, jawa, dan sulawesi. (baca juga : tumbuhan yang hidup di lingkungan lembab)

6. Tanah Podsolik Merah Kuning

Tanah podsolik merah kuning merupakan salah satu jenis tanah yang mempunyai warna merah bahkan menguning, hal ini menandahkan bahwa tanah jenis ini menunjukkan kondisi kekurang suburannya. Proses terbentuknya berasal dari kondisi lingkungan yang mempunyai suhu relative rendah serta curah hujan sedang tinggi. (baca juga : jaringan penyokong pada tumbuhan)

Di dalamnya terdapat kandungan unsur hara Fe dan juga Al serta memiliki kondisi pH yang relative rendah. Tanahnya memiliki sifat yang basah dan tentunya berbentuk lempung. Hal tersebut berarti cocok digunakan untuk area bercocok tanam seperti halnya persawahan. Anda dapat menemukannya di semua daerah di Indonesia. (baca juga : contoh mutasi pada tumbuhan)

7. Tanah Alluvial

Tanah yang cocok untuk pertanian kali ini adalaha tanah alluvial. Tanah alluvial merupakan salah satu jenis tanah yang bisa dikatakan sebagai tanah yang kondisinya masih muda. Mengapa demikian? tanah jenis ini proses pembentukannya dikarenakan aliran sungai yang membawa material halus sehingga endapan inilah yang disebut sebagai tanah alluvial. (baca juga : ciri ciri bunga sempurna)

Anda bisa menemukan tanah jenis ini di bagian hilir dari sungai, karena memang tanah ini terbawa oleh aliran sungai dari bagian hulu sungai. Tanah alluvial mempunyai warna kelabu dan teksturnya terlihat lepas-lepas. Untuk itu sangatlah tepat jika menerapkan penanaman tanaman padi dan juga palawija. Anda bisa menemukan tanah jenis ini di daerah jawa, papua dan juga sumatra. (baca juga : morfologi bunga melati)

8. Tanah Organosol

Tanah organosol merupakan salah satu jenis tanah yang proses pembentukan bisa terjadi karena akibat dari aktivitas pelapukan ataupun pembusukan yang dialami oleh bahan-bahan organik. Tanah jenis ini bisa anda temukan dengan mudah di daerah yang banyak rawa-rawanya.

Kemudian tempat yang selalu terdapat genangan air sepanjang waktu. Berarti tanah organosol mempunyai tekstur yang sangat lembek karena selalu tergenang oleh air. Nah tanah organosol ini bisa dikategorikan menjadi dua kelompok lagi yakni tanah gambut dan juga tanah humus. (baca juga : morfologi bunga matahari)

9. Tanah Gambut

Tanah gambut merupakan salah satu jenis tanah yang mempunyai kandungan keasaman yang cukup tinggi dan juga terdapat berbagai zat organik. Oleh karena itu dengan kondisinya tersebut, tanah ini relatif sulit untuk digunakan sebagai lahan bercocok tanam.

Saat ini hanya bisa dilakukan penanaman seperti contohnya kelapa sawit. Untuk tanaman jenis lain tidak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik karena tingkat keasaman yang tinggi. Anda bisa menemukan tanah jenis ini di daerah jawa, sumatra, kalimantan, sulawesi dan papua. (baca juga : adaptasi morfologi pada tumbuhan)

10. Tanah Humus

Tanah humus merupakan salah satu jenis tanah yang mempunyai kandungan unsur hara di dalamnya yang cukup tinggi. Oleh karena itu tanah jenis ini mempunyai warna hitam. Tanah humus tergolong dalam jenis tanah orgonosol karena mempunyai tingkat kesuburan yang sangat baik.

Tanah ini sangat cocok digunakan untuk bercocok tanam. Untuk tanaman yang cocok ditanam di tanah jenis ini seperti contohnya padi, kelapa dan juga nanas. Anda bisa menemukan tanah jenis ini hanya di daerah sebagian jawa, kalimantan, sumatra, sulawesi dan juga kalimantan. (baca juga : morfologi bunga sepatu)

11. Tanah Latosol

Tanah latosol merupakan salah satu jenis tanah yang proses pembentukannya bisa terjadi karena akibat aktivitas dari pelapukan pada jenis batuan metamorf dan juga batuan sedimen. Tanah ini mempunyai tingkat perkembangan pada horizon yang relatif sangat lambat. Hal ini bisa terjadi karena kondisi tanah ini selalu lembab dan basah. Biasanya tanah jenis ini mempunyai warna merah, terkadang juga ditemukan cokelat.

Kandungan unsur hara yang terdapat di dalamnya seringkali berubah-ubah, terkadang mempunyai kandungan dengan kadar sedang dan juga kadar yang tinggi. Proses penyerapan terhadap air sangatlah baik sehingga bisa mengurangi terjadinya erosi. Tanah jenis ini tepat dimanfaatkan untuk menanam pala, panili, tembakau, coklat, tebu. Anda bisa menemukannya di daerah bali, jawa, sumatra, sulawesi. (baca juga : macam macam vitamin)

12. Tanah Regosol

Tanah regosol merupakan salah satu jenis tanah yang proses pembentukan bisa terjadi karena akibat aktivitas pelapukan dari benda-benda yang ada setelah berlangsungnya proses letusan gunung berapi. Bisa dari lahar, debu, pasir dan juga lapili.

Perkembangan yang dilakukan oleh tanah jenis ini tergolong sangat baik dan sempurna. Tekstur tanah secara fisik yang dimilikinya adalah sangat kasar dan sangat sulit untuk menampung banyak air. Berarti penyerapan terhadap air kurang baik. Sangat cocok jika digunakan untuk menanam tembakau, palawija dan juga buah-buahan, namun yang tidak membutuhkan banyak air. (baca juga : pencemaran tanah)

13. Tanah Andosol

Tanah andosol merupakan salah satu jenis tanah yang proses pembentukannya dipengaruhi oleh aktivitas letusan gunung berapi. Tanah andosol juga banyak ditemukan di tempat-tempat yang dekat dengan daerah lereng-lereng gunung berapi. Oleh karena itu di daerah dataran rendah tidak terdapat jenis tanah ini.

Tempat penyebarannya pun cukup luas seperti halnya di daerah jawa, bali, sumatra, minahasa, lombok, dan lain sebagainya. Untuk tanaman yang cocok dan bisa tumbuh dengan baik jika ditanam pada tanah jenis ini ialah bambu, rumput, dan juga hutan hujan tropis. (baca juga : perubahan lingkungan)

14. Tanah Kapur

Tanah kapur merupakan salah satu jenis tanah yang proses pembentukannya terjadi karena akibat dari aktivitas pelapukan pada batu-batuan kapur. Anda hanya bisa menemukan tanah jenis ini di daerah perbukitan yang mengandung banyak kapur.

Tanah jenis ini tersebar di daerah seperti halnya sumatra selatan, jawa tengah, jawa timur, sulawesi selatan dan lain sebagainya. Tanah kapur juga tidak bisa ditanami oleh sembarang tanaman. Hanya bisa ditanami tanaman seperti palawija, savana dan pohon jati. (baca juga : macam macam pencemaran lingkungan)

15. Tanah Argosol

Tanah argosol merupakan salah satu jenis tanah yang hampir sama dengan tanah gambut. Tanah jenis ini bisa ditemukan di daerah rawa-rawa yang mempunyai tekstur yang lembab dan juga basah. Proses pembentukannya dikarenakan adanya sisa-sisa dari berbagai tanaman yang semula hidup dan mengalami pembusukan.

Tanah jenis ini biasanya ditemukan dengan warna hitam, dan terkadang ada juga yang berwarna coklat agak terang. Daerah penyebarannya pun cukup luas meliputi daerah kalimantan, papua, dan juga sumatra. Sangat cocok digunakan untuk menanam tanaman seperti contohnya karet, palawija, nanas dan juga padi. (baca juga : manfaat biologi di bidang pertanian)

Dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat banyak tanah yang cocok untuk pertanian yang sudah saya jelaskan di atas dan diharapkan bisa menambah pengetahuan dan juga wawasan bagi anda. Sampai disini dulu artikel kali ini yang membahas mengenai tanah yang cocok untuk pertanian. Semoga bermanfaat dan terima kasih.