Apa Bahan Pembentuk Duri di Tubuh Landak?

Sebagaimana yang kita ketahui, tiap makhluk hidup di dunia ini memiliki bentuk yang berbeda beda secara fisik berbeda misalnya jenis hewan yang memiliki sidik jari seperti manusia dimana tiap bagian dari fisik tersebut memiliki fungsi atau peran yang berbeda yang berhubungan dengan kegiatan sehari hari makhluk hidup tersebut, yakni mencari pangan dan kemampuan alami untuk melindungi tubuh.

Salah satu hewan yang memiliki keunikan pada fisiknya ialah hewan landak atau ular yang mampu melakukan proses ular memproduksi racun secara biologi, tentu sobat pernah melihatnya dari gambar atau melihat secara langsung di kebun binatang ya sobat? hewan landak memiliki keunikan pada tubuhnya yakni memiliki duri duri yang tajam untuk perlindungan diri atau menjauhi predator.

Nah sobat, dari manakah munculnya duri duri tersebut dan Apa Bahan Pembentuk Duri di Tubuh Landak sehingga secara biologis bisa muncul ke permukaan kulit dan berhubungan dengan sistem tubuhnya secara keseluruhan? untuk memahaminya, yuk sobat simak ulasan lengkapnya berikut.

  • Fungsi duri pada landak

Hewan landak merupakan hewan mamalia yang terkenal unik dan memiliki hormon tiroksin pada hewan. Keunikan tersebut tampak secara fisik berupa duri duri tajam dan kuat yang ada di punggungnya. Fungsi duri duri ini bukan membantu hewan landak untuk menyerang mangsa loh sobat, namun digunakan untuk bertahan atau melindungi diri dari serangan para pemangsa hewan landak yang dapat membahayakan kelangsungan hidupnya.

Jadi sobat, pada saat hewan landak diserang, duri duri pada punggungnya secara biologis akan mengembang sehingga membuat pemangsanya tertusuk dan tak mampu menyerangnya lagi bahkan menjauh karena takut akan terluka. Duri di tubuh hewan landak ini sangat membantu kapan saja hewan landak merasa ketakutan akan segera mengatupkan diri sehingga ia aman berada di dalam duri duri tajamnya.

  • Terbuat dari protein keratin

Duri duri ini secara biologis merupakan modifikasi dari rambut yang terbuat dari protein keratin. Istimewanya nih sobat, di setiap rambutnya, terdapat sebuah poros berongga dan otot tersendiri. Hal inilah yang menyebabkan duri hewan landak dapat muncul saat hewan landak merasa terancam atau ketakutan.

  • Dimiliki landak sejak lahir

Pada saat awal dilahirkan, hewan landak secara langsung memiliki sekitar 100 duri putih kecil yang muncul. Dalam beberapa jam saja setelah lahir ke dunia, duri putih kecil ini mengalami pengerasan karena terkena udara di sekitarnya. Setelah empat atau lima hari, duri duri ini mulai tergantikan dengan duri keras yang berwarna lebih gelap, namun masih berukuran pendek.

  • Duri terus bertambah saat landak membesar

Pada akhirnya, sekitar usia dua sampai empat minggu, hewan landak mulai mendapatkan mantel duri akhir yang dewasa. Pada saat itu, hewan landak memiliki 8000 duri yang tumbuh di punggungnya yang bisa digunakan dan secara otomatis memiliki fungsi layaknya duri pada hewan landak dewasa.

  • Perkembangan duri berasal dari makanan

Protein keratin yang digunakan untuk pembuatan duri di tubuh hewan landak didapat dari makanannya dimana hewan landak makan makanan yang tinggi protein seperti serangga. Pada prinsipnya makanan hewan landak harus kaya akan protein dan rendah lemak. Jika dipresentasikan maka makanan hewan landak harus mengandung setidaknya 30% protein dan tidak lebih dari 15% lemak.

Dari kandungan makanan hariannya tersebut, hewan landak memiliki kecukupan nutrisi dalam tubuhnya sehingga bisa terus mempertahankan duri duri tajam di tubuhnya dan dapat menggunakannya untuk melindungi diri. Kekuatan duri di tubuh landak itu sendiri memang dipengaruhi oleh nutrisinya.

Jika hewan landak dipelihara di rumah atau di kebun binatang pun harus diberikan makanan dengan kandungan yang tinggi protein seperti serangga, cacing, sayuran segar, buah apel dan buah pir, serta makanan kucing kering yang juga memiiki kandungan rendah lemak dan tinggi protein.

Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga bisa menjadi wawasan bermanfaat untuk menambah ilmu sobat semua mengenai dunia biologi kehewanan. Sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.