Hewan bunglon merupakan salah satu jenis hewan reptilia yang terkenal karena dapat mengubah warna tubuhnya dengan menggunakan sistem hormon pada reptil. Hmm, bagaimana caranya ya sobat hewan bunglon bisa ganti ganti warna? sistem biiologis apakah yang ada di dalam tubuhnya sehingga ia memiliki keunikan yang tak dimiliki hewan lainnya? Nah sobat, yuk simak ulasan detail mengenai hal tersebut di ulasan berikut mengenai Proses Perubahan Kulit Bunglon secara biologis.
- Peran zat kromatofor
Ternyata nih sobat, rahasia hewan bunglon untuk dapat mengganti warna tubuhnya karena memiliki zat yang disebut sel kromatofor pada kulitnya yang berhubungan dengan sistem peredaran darah reptil. Zat kromatofor memiliki lengan lengan panjang seperti gurita yang dikelilingi oleh melanin (pigmen kulit). Jika melanin mengumpul, maka yang muncul adalah warna gelap.
Begitu juga sebaliknya, jika pigmen kulit melanin menyebar, yang tampak adalah warna muda. Setiap zat kromatofor mempunyai warnanya masing masing. Misalnya, zat kromatofor warna biru mengendalikan warna biru pada tubuh hewan bunglon. Zat kromatofor secara biologis juga terhubung dengan sistem syaraf, sehingga intensitas pigmen kulitnya dapat diatur.
- Perubahan pigmen di lapisan kulit
Meskipun hewan bunglon dapat berganti ganti warna, tapi tidak semua warna dapat dimiliki oleh hewan bunglon yang merupakan hewan reptil dengan keunikan tersendiri. Ini tergantung pada jenis zat kromatofor yang ada di kulitnya. Di bawah lapisan kulitnya terdapat dua lapisan sel yang mengandung pigmen kulit berwarna merah dan kuning. Di bawahnya lagi terdapat lapisan sel yang mengandung pigmen kulit warna biru dan putih. Di bawahnya lagi ada lapisan sel yang mengandung pigmen kulit warna cokelat seperti yang ada pada manusia.
- Perubahan warna di masa kawin
Ada banyak hal yang dapat mempengaruhi perubahan warna kulit ini. hewan bunglon tak hanya melakukan perubahan warna untuk menghindari musuh, tetapi juga untuk menarik hewan bunglon betina pada masa kawin. Biasanya warna yang ditampilkan adalah warna warna yang menarik seperti ungu, biru, dan kemerahan.
- Pengaruh suhu dan mood
Suhu juga dapat mempengaruhi perubahan warna hewan bunglon. Pada suhu dingin, hewan bunglon akan mengubah warnanya menjadi gelap untuk memaksimalkan penyerapan panas pada tubuhnya. Ketika hewan bunglon berjemur di bawah sinar matahari, ia akan berwarna hijau karena warna yang terang akan lebih banyak memantulkan cahaya matahari. Perubahan warna hewan bunglon juga dipengaruhi oleh moodnya. Perubahan mood seperti marah, terkejut, stress, takut, dan birahi diekspresikan melalui perubahan warna kulitnya.
- Sebagai alat pertahanan
Selain dapat mengubah warna kulit, hewan bunglon atau chameleon juga punya alat pertahanan diri yang lain, yaitu kantong udara di paru parunya. Dengan adanya kantong ini, hewan bunglon mampu untuk bertahan di dalam air dalam waktu yang lama atau untuk menggelembungkan tubuhnya dengan tujuan menakut nakuti musuhnya.
- Proses pengolahan rangsangan
Ketika rangsangan untuk mengubah kulit hewan bunglon muncul, otak hewan bunglon mengirim pesan kepada zat kromatofor. Lalu, pesan ini diterjemahkan sebagai perintah agar sel sel zat kromatofor membesar atau menyusut. Akibatnya, pigmen pigmen tersebut saling bercampur.
Maka, sekujur tubuh hewan bunglon pun bersinar aneka warna, tergantung warna dominan di dekatnya. Warna warna di sekeliling hewan bunglon memancarkan cahaya. Cahaya itu ditangkap zat kromatofor yang amat sensitif dan memicu pergolakan pigmen pigmen.
- Jenis warna berdasarkan suasana hati bunglon
Perubahan warna kulit juga tergantung dari suasana hati hewan bunglon. Jika sedang tenang, warna yang tampak adalah hijau karena sel kuningnya tidak terlalu melebar, sehingga masih bisa memantulkan sel biru dari bawahnya. Pada hewan bunglon yang marah, warna yang tampak adalah kuning karena selnya melebar, sehingga tidak menampakkan refelsi warna biru. Proses perubahan warna itu terjadi dalam hitungan 1 sd 2 menit.
Nah sobat, itulah proses lengkap terjadinya perubahan warna pada kulit bunglon, demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga menjadi wawasan yang bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.