Sistem Hormon Pada Amphibi

Masih membahas seputar hormon beserta sistem hormon tersebut pada hewan ya sobat, yang mana  ulasan kita pada postingan kali ini tidak jauh berbeda dari postingan yang sebelumnya. Seperti yang sudah kita ketahui bersama sobat, bahwasanya hormon tersebut memiliki fungsi atau peranan yang cukup penting untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangan seekor hewan. Selain itu, hormon tersebut juga berperan penting dalam perkembangan fisiologis pada hewan tentunya dan berhubungan dengan contoh interaksi antar hewan.

Oke sobat semua, adapun materi atau pembahasan yang akan kita kaji pada kesempatan kali ini yakni mengenai sistem hormon pada amphibi . Jika berbicara mengenai hewan amphibi hal tersebut bukanlah suatu yang baru bagi anda ya sobat, namun untuk ulasan selangkapnya, yuk sobat kita simak ulasan berikut ini dengan seksama dimana amphibi kadang dianggap hewan yang merugikan namun tidak demikian nyatanya.

Seperti yang sudah kita ketau bersama sobat, hewan amphibi merupakan jenis hewan yang hidup di dua alam, yakni di darat dan juga di air. Sebagai contohnya adalah Salamander, Kodok, dan berbagai jenis katak. Hewan yang termasuk jenis amphibi ini termasuk hewan yang dapat beradaptasi untuk hidup di air dan di darat dengan perkembangan metamorfosa yang sempurna begitu pula pada contoh hewan amfibi  lainnya

Untuk lebih jelasnya berikut penulis akan menjelaskan sistem hormon pada amphibi  tersebut.

1. Sistem Hormon Pada Amphibi

Sistem hormon atau sistem endokrin pada hewan yang termasuk ke kelompok Amphibi mirip dengan sitem hormon pada hewan vertebrata tingkat tinggi. Pada dasar otaknya sendiri terdapat glandula pituitari atau glandula hypophysa. Bagian antteriokelenjar ini pada larva bisa menghasilakn hormon pertumbuhan, hal tersebut juga tentunya berlaku untuk hewan jenis Amphibi tersebut.

Hal ini dapat kita buktikan dari perkembangan katak, yakni apabila dari seekor berudu diambil bagian anterior glandula hyphopysinya, maka bisa dipastukan berudu tersebut tidak akan berkembang menjadi seekor katak seperti berudu pada umumnya. Namun apabila potongan atau bagian tersebut di trasnpantasikan kembali, maka berudu tersebut akan berkembang seperti sebagaimana yang seharusnya.

Adapun pemberina hormon yang dihasilkan oleh bagian anterior glandula hyphopysi ini baik secaraoral maupun suntik, mengakibatkan terjadinya pertumbuhan raksasan pada amphibi tersebut. Kelenjar patatiroid ada ( tidak ada pada ikan ), yang dikenal sebaga regulator kalsium dalam sistem endokrin.

2. Ciri –  Ciri Hewan Amphibi

Adapun ciri –   ciri hewan amphibi yang pada umumnya bia kita lihat, antara lain adalah sebagai berikut :

  • Hewan amphibi pada umumnya memiliki kulit yang kasar dan ada pula kulit yang halus serta dilengkapi dengan lendir beracun yang digunakan sebagai pelindung tubuhnya.
  • Hewan amphibi pada umumnya memiliki tulang belakang yang mendukung sistem ekresi pada hewan vertebrata tersebut.
  • Hewan amphibi ini termasuk salah salah satu hewan yang berdarah dingin
  • Hewan amphibi memiliki peredaran darah tertutup
  • Hewan amphibi hanya memiliki 3 ruang pada jantung.
  • Pada kaki hewan amphibi ini dilengkapi dengan selaput atau kuku yang dapat digunakna untuk berenang di dalam air.

3. Contoh Hewan Amphibi

Berikut ini adalah beberapa jenis contoh yang termasuk kedalam hewan jenis amphibi.

  • Kodok ( buso fp)
  • Katak sawah ( rana sp )
  • Salamander
  • Apoda

Itulah ulasan singkat mengenai sistem hormon pada amphibi yang bisa penulis sajaikn apda kesempatan kali ini. Semoga ulasan ini bermanfaat buat anda yang sudah membacanya. Sampai jumpa, salam hangat selalu.