Pengolahan Limbah Pertambangan Secara Biologis

Pengolahan limbah adalah salah satu kegiatan terpadu yang meliputi kegiatan pengurangan (minimization), segregasi (segregation), penanganan (handling), pemanfaatan dan pengolahan limbah.

Dengan demikian untuk mencapai hasil yang optimal, kegiatan-kegiatan yang melingkupi pengelolaan limbah perlu dilakukan dan bukan hanya mengandalkan kegiatan pengolahan limbah saja.

Pertambangan dalam arti umum mempunyai hubungan dengan kegiatan eksplorasi yang dilakukan untuk memaksimalkan keberadaan sumber daya alam sehingga bisa lebih bermanfaat bagi kehidupan manusia.

Menurut United Nations Environment Programme (UNEP, 1999) menggolongkan dampak-dampak yang timbul dari kegiatan pertambangan sebagai berikut:

  • Kerusakan habitat dan biodiversity pada lokasi pertambangan
  • Perlindungan ekosistem/habitat/biodiversity di sekitar lokasi pertambangan.
  • Perubahan landskap/gangguan visual/kehilangan penggunaan lahan
  • Stabilisasi site dan rehabilitasi
  • Limbah tambang, pembuangan tailing dan terjadinya longsoran fasilitas tailing
  • Peralatan yang tidak digunakan, limbah padat, limbah rumah tangga
  • Emisi udara
  • Debu
  • Perubahan iklim
  • Konsumsi energi

Proses pembuangan tailing sendiri wajib memperhatikan solusi paling tepat dalam upaya pencegahan sehingga tidak timbul rembesan, pengolahan fraksi cair tailing, pencegahan erosi oleh angin, dan mencegah pengaruhnya terhadap hewan-hewan liar. penjelasan biologis terjadinya sinkhole bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Isu-isu penting yang perlu dipertimbangkan dalam evaluasi alternative pembuangan tailing meliputi :

  • Karakteristik yang berhubungan dengan geokimia.
  • Daerah rawan gempa atau bencana alam lainnya yang mempengaruhi keamanan lokasi dan desain teknis .
  • Reklamasi setelah pasca tambang.

Mengingat besarnya dampak yang disebabkan oleh aktifitas tambang, diperlukan upaya-upaya pengelolaan yang terencana dan terukur. Pengelolaan lingkungan di sektor pertambangan biasanya menganut prinsip Best Management Practice US EPA ( 1995 ) merekomendasikan beberapa upaya yang dapat digunakan sebagai upaya pengendalian dampak kegiatan tambang terhadap sumber daya air, vegetasi dan hewan liar.

Beberapa upaya pengendalian tersebut adalah :

  • Penggunaan suatu sistem yang mampu menahan proses sedimen sehingga resiko banyaknya sedimen yang mungkin keluar dari area pertambangan dapat diminimalkan.
  • Melakukan upaya yang bisa menghindarkan beragam aktivitas yang berhubungan dengan konstruksi selama masih dalam kondisi kritis.
  • Penanggulangan zat – zat berbahaya seperti halnya sianida agar tidak menjadi penyebab utama banyaknya hewan yang mati karena mendekati area pekerjaan, sehingga kelestarian pun tetap terjaga dengan cara memasang pembatas. Dengan begitu akses masuk hewan seperti burung atau hewan liar lainnya bisa diminimalisir.
  • Perhatikan juga jalur yang memungkinkan digunakan oleh hewan liar dalam upaya bermigrasi.
  • Larangan berburu hewan liar di kawasan tambang

Dalam kegiatan sebelum produksi dapat dilakukan dengan cara melakukan proses pemilihan bahan baku yang baik, berkualitas dan tingkat kemunian bahannya tinggi. sumber biologis pencemaran udara bisa dijadikan sebagai informasi tambahan.

Ketika produksi sudah dilakukan, fungsi alat proses menjadi penting untuk menghasilkan produk dengan konsumsi air dan energi yang minimum, selain itu diupayakan mencegah adanya bahan yang tercecer dan keluar dari sistem produksi.

Proses pengolahan limbah bisa dikatakan sebagai langkah terakhir yang bisa dilakukan dengan catatan sebelumnya sudah melalui tahap pengoptimalan pemanfaatan limbah tersebut untuk berbagai kebutuhan sehingga memiliki nilai lebih. Pengolahan limbah bertujuan untuk menurunkan tingkat cemaran yang terdapat dalam limbah sehingga aman untuk dibuang ke lingkungan.