6 Resiko Kerja Shift pada Metabolisme Tubuh

Kebanyakan karyawan kantoran diwajibkan untuk kerja dari pagi sampai sore yang sesuai dengan jam biologis tubuh yang harus ditaati agar tubuh sehat. Di sisi lain, beberapa perusahaan mungkin menuntut karyawannya untuk memiliki jam kerja yang terbalik dari malam hingga pagi.

Contohnya saja dokter dan perawat jaga UGD, pilot dan pramugari, atau pramuniaga toko dan restoran 24 jam. Bersedia kerja shift artinya Sobat harus mau dan bisa tetap terjaga sepanjang malam. Selain itu, jadwal kerja shift juga sering dikaitkan dengan resiko masalah metabolisme tubuh serius. Mengapa terdapat Resiko Kerja Shift pada Metabolisme Tubuh?

Kerja shift tentu akan mengubah aktifitas Sobat menjadi tidak sejalan dengan mekanisme jam biologis tubuh manusia sepanjang hari. Yang seharusnya jadi waktu bagi Sobat beristirahat dan tidur, justru Sobat pergunakan untuk kerja dan bahkan makan. Sebaliknya, di waktu saat tubuh seharusnya melakukan kegiatan penting seperti bergerak dan mencerna, Sobat malah tidur.

Lama lama aktifitas seperti ini akan membuat jam biologis tubuh menjadi berantakan. Jam biologis tubuh mengikuti segala perubahan kegiatan fisik, mental, dan perilaku individu dalam siklus 24 jam. Jam biologis individu menentukan siklus tidur, produksi hormon, suhu tubuh, dan berbagai fungsi tubuh vital lainnya.

  • Resiko pada metabolisme tubuh kardiovaskular

Sebuah studi dari berbagai penelitian biologis menemukan bahwa resiko resiko pada metabolisme tubuh kardiovaskular atau ritme jantung manusia pada karyawan shift tampak meningkat hingga 40 %. Resikonya akan semakin bertambah jika jam kerja Sobat makin lama. Resiko stroke meningkat setelah individu melakukan kerja shift selama 15 tahun. Satu penelitian biologis menemukan bahwa resiko stroke meningkat 5 % setiap 1 tahun tambahan dari kerja shift.

  • Diabetes dan gangguan metabolik

Kerja shift menjadi sebab resiko dari diabetes. Salah satu penelitian biologis menemukan bahwa karyawan shift memiliki resiko 50 % lebih tinggi mengalami diabetes daripada karyawan harian. Resiko ini terjadi pada mereka yang kerja shift selama 16 jam. Kerja shift juga dihubungkan dengan ganguan metabolik,

kombinasi masalah metabolisme tubuh seperti tekanan darah tinggi, gula darah tinggi, obesitas, dan kadar kolesterol tinggi. Ini adalah sebab resiko untuk diabetes, serangan jantung, dan stroke. Resiko gangguan metabolik lebih tiga kali pada orang yang kerja shift.

  • Obesitas

Ada beberapa kemungkinan alasan untuk hubungan antara obesitas dan kerja shift. Diet yang buruk dan kurang olahraga mungkin menjadi penyebabnya. Keseimbangan hormon tampaknya juga mengambil peran. Hormon leptin yang mengatur nafsu makan, sehingga membuat Sobat merasa kenyang. Karena kerja shift tampaknya menurunkan tingkat leptin, sehingga karyawan shift sering merasa lapar. Akibatnya Sobat makan lebih banyak daripada karyawan harian.

  • Depresi dan gangguan suasana hati

Beberapa penelitian biologis telah menemukan bahwa karyawan shift lebih cenderung mengalami gejala depresi dan gangguan suasana hati lainnya. Kerja shift juga bisa mempengaruhi biologis otak secara langsung. Satu penelitian biologis melaporkan bahwa saat dibandingkan dengan karyawan harian, karyawan malam memiliki tingkat serotonin yang lebih rendah, zat biologis otak yang berperan dalam mengatur suasana hati.

  • Gangguan kesuburan dan kehamilan

Kerja shift bisa mempengaruhi sistem reproduksi wanita. Satu penelitian biologis mengamati pramugari, yang biasanya kerja dalam shift. Hasil penelitian biologis menunjukkan bahwa pramugari yang kerja shift lebih mungkin mengalami keguguran dibandingkan dengan pramugari yang kerja dalam waktu normal. Kerja shift tampaknya terkait dengan peningkatan resiko komplikasi selama persalinan, bayi prematur dan bayi lahir berat badan rendah, menstruasi tidak teratur, dan menstruasi yang menyakitkan.

  • Kanker

Ada beberapa bukti, baik dari penelitian biologis manusia dan hewan, bahwa kerja shift menimbulkan resiko penyakit kanker. Dua analisis data dari berbagai penelitian biologis menemukan bahwa kerja meningkatkan resiko kanker payudara hingga 50 %. Shift kerja di pesawat terbang,

seperti pilot dan pramugari, meningkatkan resiko hingga 70 %. Selain itu, kerja shift juga bisa meningkatkan resiko kanker kolorektal dan prostat. Sejauh ini, penelitian biologis menunjukkan bahwa resiko kanker naik hanya setelah bertahun tahun kerja dalam shift, mungkin selama 20 tahun.

Nah sobat, apapun pekerjaan sobat tentu rezeki yang tetap harus dijalankan dan disyukuri, konsultasikan dengan dokter agar mendapat tips terbaik untuk menjaga kesehatan metabolisme tubuh. Demikian yang dapat penulis sampaikan, semoga bermanfaat, sampai jumpa di artikel berikutnya, terima kasih.