6 Perbedaan Metagenesis Tumbuhan Paku dan Lumut Paling Mudah Diketahui

Apakah sobat semua paham dengan metagenesis tumbuhan sobat? Tentunya istilah metagenesis ini sudah bukan sesuatu yang asing bagi anda ya sobat, karena tentunya sobat semua sudah pernah mendengar bahkan mempelajari metagenesis tumbuhan pada saat anda masih sekolah di Sekolah Menengah Atas ( SMA ) ya sobat. Tetapi apabila sobat semua terlanjur lupa, tidak masalah sobat karena pada kesempatan kali ini penulis akan mengulas kembali mengenai metagensis tersebut.

Pada kesempatan kali ini, penulis akan mengulas mengenai perbedaan metagenesis tumbuhan paku dan lumut. Yuk sobat mari kita simak ulasan berikut ini.  Adapun pengertian dari metagenesis adalah suatu proses pergiliran keturunan antara genersi seksual dan aseksual, perkembang biakan seksual yang kemudian diikuti dengan perkembang biakan aseksual yang terjadi dalam sebuah generasi.

Setiap generasi mengalami pergiliran keturuan, yaitu mulai dari generasi gametofit (generasi penghasil gamet) ke generasi sporofit (generasi penghasil spora). Adapun hal ini terjadi pada metagenesis tumbuhan paku dan lumut.

Namun ada perbedaan yang terdapat pada metagensis dari kedua tumbuhan tersebut ya sobat. Baik tumbuhan paku maupun lumut memiliki perbedaan pada proses metagenesisnya. Adapun perbedaan yang dimaksud adalah sebagai berikut :

  • Gametofit pada tumbuhan lumut umumnya lebih lama dan lebih dominan dari pada sporogonium, sedangkan gametofit pada tumbuhan paku umumnya jauh lebih pendek dari pada sporofitnya.
  • Tumbuhan paku merupakan salah satu contoh tumbuhan berspora mempunyai kromosom diploid yang dikarenakan berada dibagian  dibawah, itu berasal dari zygot yang merupakan hasil dari pertemuan dua sel kelamin diantara tumbuhan itu sendiri. Sedangkan untuk tumbuhan lumut, kromosom diploid karena berada pada bagian atas skema merupakan terbentuk dari perkembangan spora lumut itu sendiri. Selain itu bersifat pembelahan reduksi atau secara miosis.
  • Tumbuhan paku menghasilkan spora dengan bentuk dan ukuran yang sama serta tidak bisa dibedakan jenis kelamin jantan atau betina. Sedangkan pada metagenesis lumut tidak menghasilkan spora.
  • Tumbuhan paku yang menghasilkan spora, dan apabila spora ini sudah dewasa dan matang, dengan gerak hogroskopik kotak spora pecah dan kemudian spora –  spora tersebut keluar. Kemudian spora tersebut menyebar pada area yang luas dengan bantuan angin. Apabila spora tersebut jatuh ditempat lembab, maka akan berkecambah menjadi protonema yang menyerupai benang dan menjadi lumut baru. Jadi dalam metagensisnya, lumut mengalami pergantian keturunan antara generasi gametofit dan generasi sporofit.
  • Pada tumbuhan lumut, yang berperan sebagai generasi gematofit adalah tumbuhan lumut, sedangkan pada tumbuhan paku yang berperan sebagi generasi gematfit adalah protalium.
  • Pada tumbuhan lumut, yang berperan sebagi generasi sporofit adalah sporogonium, sedangkan pada tumbuhan paku yang berperan sebagai generasi sporofit adalah tumbuhan paku.

Jika dipikirkan dan dikaji ulang kembali, sungguh ajaib tumbuhan seperti ini ya sobat yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa yang sudah seharusnya dan selayaknya kita jaga kelestariaanya ya sobat.

Oke sobat semua, sampai disini dulu pembahasan kali ini mengenai perbedaan metagenesis tumbuhan paku dan lumut. Sampai jumpa lagi di lain kesempatan dan terima kasih sudah mampir di artikel saya ini. Salam hangat selalu dari penulis.