5 Dampak Bioteknologi Dalam Bidang Pangan Terlengkap

Dampak bioteknologi dalam bidang pangan adalah dihasilkan berbagai macam produk yang memiliki rasa dan nilai jual yang tinggi. Pemanfaatan pada bioteknologi ini telah banyak dijumpai di berbagai negara yakni berupa berbagai produk makanan hasil olahan tradisional. Hasil pada proses fermentasi tersebut akan melibatkan mikroorganisme diantaranya berupa tempe, oncom, dan tape. Semua produk tersebut adalah hasil produk yang digolongkan ke dalam bioteknologi tradisional.

Langkah ini juga biasa disebut dengan teknologi konvensional. Pada bioteknologi tradisional memiliki berbagai macam ciri, dimana pada semua hasil akhir dari produk yang produktivitasnya ini akan terjadi dengan cara proses alamiah. Hal ini dilakukan dengan sesuai pada kemampuan dasar yang kerap  dimiliki oleh setiap jenis mikroorganisme. Pada berbagai proses jenis jenis bioteknologi juga akan terjadinya adanya hasil pangan yang melaui proses fermentasi.

  • Yogurt
  • Keju
  • Bir
  • Anggur
  • Cuka
  • Roti

Berikut adalah berbagai dampak bioteknologi dalam bidang pangan yang berupa kegiatan bioteknologi.

1. Teknologi sel mikroba dan Zat Aditif Pangan

Pada teknologi yang merupakan berasal dari sel mikroba ini sudah dapat diaplikasikan pada berbagai bahan yang ada dibidang pangan. Pada berbagai  aplikasi ini dapat dilakukan mulai dari beberapa abad yang lalu. Tujuan dari  teknologi  hasil sel mikroba dahulu kala dijadikan sebagai bahan pengawetan pangan sebagai dampak bioteknologi terhadap lingkungan.

Pada teknologi ini juga akan menghasilkan berbagai jenis pangan pada contoh tumbuhan berkeping dua yang mampu untuk terfermentasi. Pada makanan seperti yoghurt dan keju ini terbuat dari berbagai mikroba yang baik untuk kesehatan tubuh. Rasa dari makanan tersebut pun sangat lezat untuk disantap. Makanan lain yakni adalah tauco, tape.  Pada penggunaan teknologi mikrobial ini memiliki tujuan untuk menghasilkan berbagai bahan kimia. Pada produksi etanol dilakukan oleh khamir kemudian proses selanjutnya dilakukan untuk mengahasilkan berbagai cuka atau asam asetat yang dilakukan oleh bakteri.

Pada teknologi produksi ini diantaranya adalah gliserol yang dihasilkan oleh khamir digunakan untuk memproduksi dinamit. Banyak jenis asam dan enzim yang telah dapat dihasilkan bantuan mikroba. Pada mikroba dengan teknologi yang produksi aditif ini juga akan melakukan teknik manipulasi yakni menggunakan radiasi, sehingga akan dihasilkan rekayasa genetika.

2. Aplikasi Enzim untuk Pengolahan Pangan.

Pada teknologi yang melakuakn aplikasi dengan menggunakan bantuan dari enzim sebagai manfaat biologi di bidang manfaat berguna untuk mempersiapan pada pengolahan pangan dengan cara yang sangat luas. Aplikasi ini juga akan menggolongkan kelompok mislanya pada pembuatan sirup yang mengandung glukosa. Pada kandungan pati akan melibatkan berbagai enzim diantaranya enzim α dan β amylase.

Pada penggunaan pektinase juga akan membantu ekstraksi pada pati yang berasal dari bahan sebelumnya. Hal lain yang juga dpaat dilakukan adalah pengempukkan daging dengan enzin protease. Pada naringinase juga berguna untuk menghilangkan rasa yang pahit pada jus jeruk. Pada glukosa oksidase ini akan digunakan untuk mencegah reaksi yakni berupa pencoklatan pada berbagai produk tepung.

3. Kultur Sel Pada Tanaman Transgenik.

Pada kultur sel yang terjadi pada tanaman ini akan memiliki kemampuan untuk tumbuh dan berkembang dari satu sel. Kemampuan tersebut disebut dengan kemampuan totipotensi. Pada semua tumbuhan memiliki kelebihan tersebut, sehingga banyak dilakukan perbanyakan dengan cara kultur jaringan. Sel yang memiliki kemampuan untuk tumbuh tanpa mengalami deferensiasi ini akan membutuhkan bantuan dari hormon pertumbuhan buatan sebagai manfaat biologi di berbagai bidang.

  • Memproduksi zat kimia pangan.
  • Menumbuhkan berbagai macam tanaman pangan.
  • Menumbuhkan tanaman yang memiliki produktifitas dengan kualitas pangan.

Sifat pada berbagai macam variasi tersebut akan menghasilkan berbagai produk yang bersifat aditif.

  • Zat Pewarna pangan (betasinin, antosianin, saffron).
  • Flavor (vanilla, strawberry, anggur, asparagus).
  • Minyak atsiri (lemon, mint, ros).
  • Pemanis buatan (monelin, steviosida).

4. Kultur Sel Hewan dan Hewan Transgenik.

Pada kultur sel yang terjadi pada hewan kemudian akan menimbulkan sistem untuk menumbuhkan sel pada manusia maupun hewan. Hal ini memiliki tujuan untuk memproduksi metabolit yang bersifat tertentu. Pada aplikasi ini juga akan membuat sebuah sistem yang  banyak digunakan. Produk ini untuk menghasilkan berbagai macam produk farmasi.

Contoh dari penetapan pada jenis kelamin hewan dimana embrio hewan akan ditanam sehingga menentukan masa ovulasi. Penerapan ini dapat dilakukan pada hewan sapi secara in vitro. Pada hewan transgenic lainnya yakni hewan yang akan menerima gen dengan melakukan pemindahan dari organisme lain satu ke organisme yang sejenis pada umumnya. Hal ini juga dapat menghasilkan jenis unggul yang menguntungkan bagi manusia.

5. Rekayasa protein.

Pada rekayasa protein ini akan membuat enzim mengalami modifikasi dengan melalui molekul yang harus dilewati yakni berupa protein. Hal ini juga dilakukan untuk menjaga stabilitas enzim. Perbaikan dilakukan dengan melalui kestabilan termal pada enzim glukosa isomerase. Pada saat modifikasi protein untuk pangan hal yang akan dilakukan adalah dengan mengubah sifat secara fungsional. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki sifat dan menstabilkan organisme. Hal tersebut sangat berguna untuk menghasilkan berbagai macam produk yang berasal dari pengolah protein seperti keju dan lain – lain. Ini juga akan menambah citarasa inovasi berbagai makanan sehingga menjadi lebih kaya dan berkualitas.