4 Daur Hidup Aurelia Aurita (Ubur Ubur)

Aurelia aurita adalah nama ilmiah dari salah satu jenis ubur ubur (jelly-fish). Aurelia adalah genus dalam klasifikasi animalia yang terdiri dari kelompok ubur ubur. Dari klasifikasi ubur uburAurelia aurita (ubur ubur bulan) adalah jenis yang paling dikenal. Selain menjadi jenis yang paling dikenal, Aurelia aurita juga merupakan jenis yang paling sering ditemukan. Habitatnya berada pada pantai timur samudera Atlantik, Eropa Utara hingga pantai barat Amerika dan timur Kanada.

A. aurita memakan jenis jenis plankton dan biota laut lain seperti krustasea, beberapa jenis klasifikasi mollusca, larva, protozoa, diatom, telur ikan, ikan kecil dan organisme kecil lain. Daur hidup aurelia aurita daur hidup Obelia sp hampir sama dengan dengan dua bentuk kehidupan, yaitu polip dan medusa. Oleh karena itu, sama halnya dengan Obelia sp, A. aurita juga mengalami metagenesis. Berikut ini tahapan daur hidup Aurelia aurita :

1. Fertilisasi

Perkembangbiakan hewan A. aurita terjadi melalui perkembangbiakan seksual. Gamet jantan berkembang didalam tubuh medusa jantan sedangkan gamet betina berkembang dalam tubuh medusa betina. Spermatozoa atau gamet jantan dilepaskan oleh medusa jantan dan masuk ketubuh medusa betina melalui mulut. Pembuahan kemudian terjadi tepat setelah gamet betina dikeluarkan dari ovari. Zigot yang terbentuk kemudian dikeluarkan dari mulut dan melekat pada oral arm, semacam lengan yang keluar dari mulut ubur ubur dan memiliki banyak nematosit.

2. Perkembangan dan Pembentukan Planula

Saat menempel pada oral arm, zigot akan berkembang sesuai dengan urutan berikut:

  • Zigot mengalami pembelahan secara mitosis – pembelahan mitosis akan menghasilkan dua sel yang sama dengan asalnya. Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca dalam artikel perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis. 
  • Zigot berkembang menjadi morula – Pembelahan terjadi terus menerus dan zigot membentuk morula. Morula adalah bentuk bola yang solid, hasil pembelahan mitosis zigot.
  • Morula berkembang menjadi blastula – Setelah morula terbentuk muncullah blastocoel, rongga yang berisi cairan, pada pusat morula. Bentuk ini disebut dengan blastula. Blastula memiliki lapisan tunggal.
  • Blastula berkembang menjadi gastrula – gastrula adalah bentuk perkembangan selanjutnya. Lapisan tubuhnya terdiri dari lapisan luar (ektoderm) dan lapisan dalam (endoderm)
  • Planula terbentuk – lapisan luar berkembang menjadi silia dan tubuh gastrula memanjang. Bentuk ini disebut dengan planula. Planula sering juga disebut larva bersilia.

Tidak lama setelah planula terbentuk, planula akan terlepas dari oral arm dan berenang bebas di perairan. Selama beberapa waktu, silia akan menghilang dan planula akan menempel pada substrat.

3. Pembentukan Skifistoma

Saat planula menempel pada substrat, proses metamorfosis pada hewan terjadi. Planula berubah menjadi polip kecil atau hydra tuba tanpa memiliki perisarc. Pada bagian dasar hydra tuba terbentuk semacam stolon yang dapat menyerap makanan dan membentuk hydra tuba baru. Selama beberapa waktu, terjadi peristiwa strobilasi yaitu pembagian hydra tuba, yang berbentuk seperti tumpukan cangkir. Bentuk ini disebut dengan skifistoma. Dalam setiap tumpukan ini terdapat larva efira. Bentuk ini terjadi selama musim dingin.

4. Perkembangan Efira Menjadi A. aurita

Makanan utama efira adalah protozoa. Saat efira tumbuh, ukuran mesoglea juga meningkat. mesogloea meningkat bentuknya dan mendorong lapisan endoderm membentuk lamella endoderm kecuali di daerah enteron, oral arm, dan tentakel. Pada musim panas efira akan berubah menjadi medusa dewasa. Medusa kemudian melepaskan sel gamet dan cara berkembangbiak hewan A. aurita ini akan kembali berulang.

Dari penjelasan daur hidup A. aurita terlihat bahwa generasi bentuk seksual kemudia digantikan dengan bentuk aseksualnya. Oleh karena itu, meskipun sedikit berbeda namun A. aurita dianggap juga mengalami metagenesis seperti halnya Obelia sp. Penjelasan lebih lengkap dapat dibaca dalam artikel metagenesis Obelia dan Aurelia aurita.

Struktur dan Sistem Tubuh

Ubur ubur yang sering kita lihat adalah bentuk medusa dari A. aurita. Karena masuk dalam klasifikasi Coelenterata, ubur ubur termasuk hewan yang memiliki gastrovaskular. Bentuknya hampir menyerupai payung dengan diameter 7,5 – 10 cm. Namun ada juga yang mencapai diameter 30 cm. Tubuhnya hampir transparan dengan warna kebiruan dan pink di daerah gonad. Bagian payung ubur ubur dibedakan menjadi dua bagian yaitu permukaan exumbrellar dan sumembrellar.

  • permukaan exumbrellar – adalah bagian atas yang berbentuk sedikit cembung.
  • permukaan sumumbrellar – adalah bagian bawah yang berbentuk sedikit cekung.

Pada sumumbrellar terdapat bagian bagian:

  • manubrium – berada ditengah atau bagian pusat sumumbrellar, memiliki bentuk mulut yang besar.
  • oral arm – bagian ini seperti lengan dari mulut. Jumlahnya ada 4 dan terdapat silia dibagian dalamnya. Oral arm juga memiliki banyak nematosit.
  • gonad – Gonad ubur ubur terletak tepat diantara oral arm dan subumbrellar. Jumlahnya ada 4 dan berwarna agak kemerahan (pink).

Sama halnya dengan Obelia, A. aurita memiliki 3 lapisan tubuh yaitu:

  • ektoderm – ektoderm atau epidermis adalah lapisan yang menyelimuti bagian payung ubur ubur. Bagian ini memiliki sel sensori, epitel otot dan sel saraf yang menghasilkan mukus.
  • endoderm – Endoderm atau gastrodermis memiliki sel epitel bersilia. Dalam endoderm tidak ada aktivitas otot.
  • mesogloea – lapisan diantara ektoderm dan endoderm. Banyak mengandung amoebocytes.

Beberapa sistem dalam tubuh A. aurita adalah:

1. Saraf

Sel saraf dan jaringannya membentuk sel sensori dan otot. Jaringan saraf berada di ektoderm subumbrellar. Pusatnya ada didekat tentaculocysts dan memanjang ke arah oral arm dan tentakel. Jaringan saraf utama mengatur pergerakan dari payung dan jaringan saraf kedua mengontrol reaksi seperti makan. (baca juga artikel: fungsi saraf simpatik dan parasimpatik)

2. Respirasi dan Ekskresi

Tidak seperti sistem pernafasan hewan vertebrata tingkat tinggi, A. aurita tidak memiliki organ khusus untuk respirasi dan ekskresi. Semua proses respirasi dan ekskresi dilakukan diseluruh permukaan tubuhnya. Sistem gastrovaskularnya mengatur peredaran oksigen sekaligus membuang karbondioksida. Sistem ini juga berperan sebagai sistem ekskresi pada hewan A. aurita.

3. Otot

Pergerakan tubuh ubur ubur dalam berenang di lautan diatur oleh kontraksi sel otot yang dimilikinya. Sel otot ini hanya dimiliki ubur ubur pada permukaan payung atau subumbrellar. Dua jenis sel otot pada ubur ubur adalah otot koronal dan otot radial. Kontraksi dari dua jenis otot inilah yang bertanggung jawab pada pergerakan ubur ubur di lautan. (Baca juga: mekanisme kerja otot)