Kali ini yang akan kita bahas adalah daur hidup wuchereria bancrofti. Semua hewan dan tumbuhan memiliki daur hidup yang dapat dijelaskan secara ilmu bilogi. Beberapa diantaranya ialah: daur hidup kecoa, daur hidup semangka, daur hidup lalat, daur hidup katak, daur hidup kupu-kupu, daur hidup binatang laut, siklus hidup tumbuhan angiospermae, daur hidup fasciola hepatica dan lain-lain. Ini menunjukkan bahwa semua memiliki proses daur yang dapat dijelaskan.
Cacing dengan nama ilmiah Wuchereria bancrofti ini asalnya dari kelas hewan yang tidak memiliki tulang tulang belakang, dan ia termasuk ke dalam filum Nemathelminthes. Penyakit filariasis yang sering kita sebut dengan penyakit kaki gajah, salah satu penyebabnya ialah cacing ini. Cacing filarial mampu menyumbat pembuluh limfa (getah bening) di dalam tubuh manusia, hal inilah yang kemudian mengakibatkan pembengkakan tubuh terutama pada kaki. Itulah sebabnya kaki penderita membesar dan disebut kaki gajah. Cacing ini memiliki bentuk memanjang, seperti benang.
Cacing dewasa filaria yang disebut makrofilaria, berbentuk menyerupai benang berwarna putih kekuningan. Sedangkan larva cacing filaria atau yang disebut mikrofilaria berwarna putih susu, namun keduanya sama-sama berbentuk menyerupai benang. Cacing makrofilaria hidup di dalam pembuluh kelenjar limfa. Cacing filaria betina dengan ukuran 65-100 mm x 0.25 mm memiliki ekor lurus yang ujungnya tumpul, sedangkan yang jantan mamiliki ukuran 40 mm x 0.1 mm dengan ekor yang melingkar. Cacing betina mengeluarkan atau menghasilkan larva (microfilaria). Microfilaria bersarung berukuran panjang sekitar 250 mikron.
Sebelum lebih dalam kita bahas tentang daur hidup wuchereria bancrofti , perlu kita tahu klasifikasi dari hewan mikro yang satu ini. Namun meski dinamakan cacing, ia bukan bagian dari klasifikasi cacing tanah. Berikut rinciannya:
- Dalam klasifikasi makhluk hidup, cacing filaria termasuk dalam kingdom Animalia
- Classis : Secernentea
- Ordo : Spirurida
- Upordo : Spirurina
- Bagian dari family Onchocercidae
- Termasuk dari genus Wuchereria
- Cacing Filaria merupakan species Wuchereria bancrofti
Siklus Hidup atau Daur Hidup Wuchereria Bancrofti
Siklus hidup cacing Filaria terjadi melalui dua tahap, yaitu:
- Berkembangnya cacing Filaria di dalam tubuh nyamuk.
- Berkembangnya cacing Filaria di dalam tubuh manusia (hospes).
Dari dua tahapan tersebut, berikut keterangan lebih jelasnya:
Jika seekor nyamuk menggigit dan menghisap darah manusia yang mengidap penyakit filariasis, disinilah siklus hidup cacing filaria dimulai. Mikrofilaria yang terdapat di dalam tubuh penderita filariasis akan ikut terhisap dan masuk ke dalam tubuh nyamuk. Kemudia mikrofilaria masuk ke dalam paskan pembungkus pada tubuh nyamuk yang selanjtnya menembus dinding lambung serta bersarang diantara otot-otot dada (toraks) nyamuk tersebut.
Bentuk seperti sosis dari mikrofilaria yang telah ikut terhisap oleh nyamuk disebut dengan larva stadium I. Setelah kurang lebih satu minggu larva ini berganti kulit, tumbuh menjadi lebih gemuk dan panjang (larva stadium II). Dihari selanjutnya yakni hari ke sepuluh sampai seterusnya larva akan berganti kulit untuk yang kedua kalinya, sehingga ia akan berkembang lagi menjadi semakin panjang namun kurus, ini adalah larva stadium III. Larva stadium III ini dapat bergerak dengan sangat aktif ke bagian-bagian tubuh hewan nyamuk, pergerakan tersebut kemudian mendorongnya berimigrasi mulai ke rongga perut (abdomen) juga sampai pindah ke kepala dan alat tusuk nyamuk.
Inilah kemudian kemungkinan terjadinya penularan. Jika nyamuk yang di dalam tubuhnya telah telah mengandung mikrofilaria (hasil hisapan darah dari penderita) menggigit manusia lain yang belum tercemar cacing ini, maka mikrofilaria yang sudah berbentuk larva stadium III) tersebut melalui tusuk nyamuk masuk kedalam tubuh manusia (hospes). Setelah nymuk menggigit manusia dan microlilaria masuk k eke tubuh manusia melalui kulit yang telah digigit nyamuk, bersama dengan aliran darah dalam tubuh manusia, larva keluar dari pembuluh kapiler dan masuk ke pembuluh limfe.
Selanjutnya masuklah menuju proses yang disebut larva stadium IV dan stadium V, larva mengalami dua kali pergantian kulit serta tumbuh menjadi cacing dewasa di dalam pembuluh limfe. Disinilah cacing filaria dewasa yang bertempat di pembuluh limfe, akan menyumbat pembuluh limfe. Dari penyumbatan tersebut mengakibatkan terjadi pembengkakan. Proses ini cukup jelas menerangkan bahwa ketika nyamuk menggigit penderita filariasis, cacin akan ikut ke dalam darah yang diserapnya. Di dalam tubuh nyamuk, cacing kemudian berproses dan ketika sudah mencapai pada tahap larva stadium V barulah ia dapat menular pada orang lain yang digigit oleh nyamuk tersebut.
Ketika cacing tersebut masuk ke tubuh manusia, hanya ketika malam hari kita dapat mendeteksinya, tidak pada sian hari. Karena pada malam hari, ia terdapat pada darah tepi, sedangkan pada siang hari cacing ini berada dalam kapiler dalam. Karena cacing ini berpindah-pindah antara siang dan malam dalam alat peredaran darah manusia, sehingga oleh sebab itu biasanya pemeriksaan darah biasa dilakukan malam hari untuk mendeteksi ada tidaknya cacing.
Selain kemungkinan pembengkakan terjadi di kaki, anggota tubuh yang lain seperti pembengkakan yang juga dapat terjadi pada tangan, payudara atau buah zakar. Satu contoh jika terdapat penyumbatan pembuluh limfe pada bagian selangkangan, maka cairan limfe tidak dapat mengalir dari bagian bawah tubuh, kondisi ini yang menyebabkan kaki dapat membesar. Ketika penyumbatan terjadi dibagian ketiak, maka dapat mengakibatkan pembesaran tangan.
Ketika dewasa di dalam tubuh manusia, makrofilaria kemudian akan menghasilkan telur dan menetaskan anak cacing kecil yang disebut mikrofilaria. Anak-anak cacing (mikrofilaria) akan beredar di dalam darah. Larva mampu bergerak pindah menuju ke peredaran darah kecil di bawah kulit. Jika terdapat nyamuk yang menggigit tepat di posisi larva dan menghisap darah manusia tersebut sekaligus bersama larvanya dalam darah, pada waktu itulah larva menembus dinding usus nyamuk kemudian masuk ke dalam otot dadanya.
Dan setelah mengalami pertumbuhan, ia akan sampai ke alat penusuk nyamuk. Jika nyamuk itu menggigit orang, maka orang itu akan tertular penyakit filariasis. Daur hidup wuchereria bancrofti memang sangat berkaitan erat dengan kejadian penularan penyakit filariasis (kaki gajah). Karena proses daur hidup wuchereria bancrofti inilah yang menyebabkan terjadinya penyakit kaki gajah. Perlu anda tahu bahwa Vector dari cacing filaria adalah nyamuk Culex, Anopheles dan Aedes.
Jika seseorang telah terserang filariasis akut, maka aka nada gejala-gejala klinis yang tampak. Diantaranya yaitu :
- Demam yang dialami secara berulang-ulang selama 3-5 hari, demam bisa saja hilang ketika si penderita beristirahat, namun ia dapat muncul lagi jika si penderita bekerja berat.
- Terjadinya pembengkakan kelenjar getah bening, yang menyebabkan terlihat bengkak didaerah lipatan pada bagian paha, bagian ketiak yang tampak seperti kemerahan, panas dan juga sakit.
- Adanya pembesaran yang dialami oleh tungkai, lengan, buah dada ataupun buah dzakar, yang juga terlihat agak kemerahan dan terasa panas.
Pencegahan filariasis dapat anda lakukan dengan cara menghindari gigitan nyamuk. Berbagai hal dapat anda lakukan misalnya menggunakan kelambu sewaktu tidur, menutup ventilasi ruangan dirumah anda dengan kasa nyamuk, menggunakan obat nyamuk jika perlu, mengoleskan kulit dengan lotion anti nyamuk, menggunakan pakaian panjang untuk melindungi kulit dari giitan nyamuk, tidak memakai pakaian berwarna gelap karena dapat menarik nyamuk dan jika perlu juga gunakan obat yang disebut abate, untuk mengurangi perkembangbiakan nyamuk yang lebih banyak.
Dari beberapa cara diatas, pencegahan yang paling efektif tentu saja dengan memberantas nyamuk itu sendiri atau meghalangi semakin besarnya daur hidup nyamuk dengan cara 3M. karena kita tidak akan tahu mana nyamuk yang membawa cacing, mana nyamuk yang bebas cacing. Oleh karena itu alangkah lebih baik kita melindungi diri dari ancaman nyamuk.
Selain daur hidup wuchereria bancrofti yang ternyata sangat berhubungan dengan penyebab penyakit kaki gajah, anda juga harus tahu tentang daur hidup atau siklus hidup hewan yang lainnya seperti: daur hidup cacing perut, daur hidup cacing tambang, daur hidup cacing kremi, daur hidup cacing hati, dan daur hidup Taenia saginata. Supaya anda tahu lebih dalam tentang keterkaitan antara perkembangan cacing tersebut dengan timbulnya bahaya penyakit yang mengancam.