Dalam ilmu klasifikasi makhluk hidup, cacing tanah tergolong pada kelas Oligochaeta, dimana kelas tersebut terdiri dari lebih 8.000 spesies yang berasal dari 800 genus. Habitat cacing tanah berada di tanah hutan alami dan tanah berumput (hamparan padang rumput) sebagai bagian dari agroekosistem. Cacing tanah ditemukan di hampir seluruh penjuru dunia kecuali di daerah dengan iklim ekstrim, sepeti gurun dan area yang secara terus-menerus ditutupi oleh salju dan es.
Beberapa genus dan spesies dari cacing tanah khususnya yang termasuk Lumbricidae sangat luas penyebarannya. Seringkali, saat spesies ini diperkenalkan pada tempat baru mereka akan menjadi dominan dibandingkan dengan spesies endemiknya (spesies asli daerah tersebut). Pada artikel sebelumnya, telah dibahas mengenai hewan invertebrata dan vertebrata, sedangkan cacing tanah ini tergolong pada hewan invertebrata.
Klasifikasi Ilmiah Cacing Tanah
Berikut ini adalah beberapa klasifikasi cacing tanah :
Kingdom: Animalia, cacing tanah merupakan organisme eukariotik dan multiseluler. Hewan ini memiliki kemampuan untuk bergerak dan hidupnya bergantung pada material tanaman dan mikroorganisme yang sudah mati sebagai makanannya. Anda juga dapat mempelajari lebih lanjut mengenai ciri-ciri kingdom animalia pada artikel lainnya.
Filum : Annelida, cacing tanah tergolong filum Annelida dimana tubuhnya memiliki segmen. Segmen pada tubuhnya disebut annuli, dipisahkan oleh dinding pemisah yang melintang disebut septa. Cacing tanah memiliki banyak segmen. Pada beberapa spesies annelida, memiliki sedikit septa atau bahkan tidak ditemukan sama sekali.
Kelas/ Subkelas : Oligochaeta, cacing tanah memiliki satae atau bulu pada badannya, yang membantu mereka untuk menempel di permukaan selama pergerakannya. Cacing tanah memiliki sedikit pelekat lateral atau parapodia, yang merupakan karakteristik dari subkelas polychaeta. Hingga saat ini masih terdapat kontroversi mengenai kelas dan sub kelas Oligochaeta.
Orde: Haplotaxida, cacing tanah pada umunya dikategorikan pada orde Haplotaxida, yang merupakan satu dari dua orde Oligochaeta.
Famili: Lumbricidae, cacing tanah pada umumnya tergolong pada famili Lumbricidae, yang merupakan famili cacing tanah terbesar, sekitar 33 spesies cacing tanah teridentifikasi dalam famili ini.
Genus: Lumbricus, terdiri dari sebagian besar spesies cacing tanah yang ada di Eropa. Genus ini terdiri dari sekitar 700 spesies.
Spesies : Terrestris, merupakan cacing tanah asal Eropa yang sudah banyak tersebar di seluruh dunia, berwarna kemerahan dan dianggap sebagai hama yang serius, karena dapat mengungguli cacing tanah lokal.
Ukuran cacing tanah ini berada pada kisaran panjang dari beberapa millimeter hingga 2 meter, dari berat 10 mg hingga hampir mencapai 1 kilogram, dan dengan diameter hingga kisaran 40 mm. terdapat pencacatan sebuah specimen yang diperkirakan Microchaetus sp. mencapai pajang 7 m dan diameter 75 mm. cacing tanah terbesar biasanya ditemukan pada daerah garis lintang selatan, seperti Amerika Selatan, Afrika Selatan, Australia, dan Selandia Baru.
Jumlah populasi cacing tanah tergantung pada banyak factor, termasuk tipe tanah, pH, kelembaban, kapasitas tanah ,curah hujan, dan suhu lingkungannya. Namun, yang terpenting adalah ketersediaan bahan organik, karena interaksi antar bahan organik dan mikroorganisme berhubungan dengan penyediaan makanan bagi cacing tanah.
Jenis Cacing Tanah
Cacing tanah tergolong pada kelas Oligochaeta. Oligochaetes banyak ditemukan di habitat air tawar, terutama pada tempat yang memiliki sedimen untuk menggali ke dalam tanah tersebut. Golongan ini merupakan pengumpul makanan, mengumpulkan bahan organik dari dasar sedimen. Oligochaeta juga dapat ditemukan di aliran sungai, dan juga sedimen pada tambak pengolahan limbah, tanah, bahkan samudera. Oligochaeta memiliki sedikit satae, sistem gerak pada hewan ini adalah menggali dengan peristalsis, yaitu kontraksi otot tubuh, menggunakan otot longitudinal dan sirkular. Satae digunakan sebagai jangkar (alat untuk menempel pada suatu tempat saat berlabuh).
Cacing tanah merupakan hewan hermaprodit, yaitu memiliki jenis kelamin ganda dalam individu yang sama. Perkembangbiakan hewan ini dengan cara memegang clitella (bentuk jamaknya disebut clitellium) bersama, dan memasukkan sperma. Clitellium ini memiliki lendir untuk mentranfer sperma, juga menghasilkan suatu kepompong untuk telurnya beberapa hari setelahnya.
Penggolongan jenis cacing tanah merupakan pembahasan yang dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan yang berbeda. Secara klasik, orang akan mengelompokkan makhluk hidup berdasarkan filogeniknya. Dalam kasus cacing tanah, para peneliti lebih banyak mengelompokkan berdasarkan fungsi ekologi daripada keturunan genetiknya. Para peneliti saat ini kebanyakan menggolongkan cacing tanah berdasarkan kebiasaan cacing tanah dalam tanah. Berikut adalah uraiannya:
- Cacing Tanah Epigeic
Epigeic earthworm ditentukan oleh tempat tinggalnya yang berada di permukaan tanah. Kelompok ini dikarakterisasi berdasarkan bentuknya yang pendek, level pigmentasi yang tinggi, dan keberadaannya dimana-mana. Ditemukan di setiap daratan yang signifikan di bumi.
Kemampuan berkembangbiaknya memiliki masalah karena kurangnya kemampuan menggali tanah. Eisenia fetida merupakan spesies yang paling banyak ditemukan pada kelompok ini, dengan persebaran di berbagai iklim di dunia.
- Cacing Tanah Endogeic
Endogeic earthworm, kebalikan dari epigeic, hidup di dalam tanah dan menggunakannya untuk mencari makan. Secara kritikal, mereka menggali ke dalam tanah secara horizontal dan mendiami suatu layer tanah tertentu untuk mencari makan disana.
Untuk kasus tertentu, cacing tanah ini dapat menggunakan kembali liang yang telah mereka buat, namun secara umum mereka mengingat pergerakan horizontalnya. Berbeda dengan epigeic, endogeic ini memiliki warna yang pucat, yaitu berwarna abu-abu, merah muda, hijau atau biru. Jumlah spesies pada kelompok endogeic ini sangat banyak, salah satu contohnya adalah Allolobophora chlorotica atau Murchieona muldali.
- Cacing Tanah Anecic
Anecic earthworm memiliki ciri-ciri yang menonjol dibandingkan kedua cacing tanah epigeic dan endogeic. Tidak seperti cacing tanah endogenik, cacing tanah anecic membuat galian secara vertical ke dalam tanah. Sebagai tambahan, liang ini adalah permanen. Karena kemampuan mereka untuk membentuk liangsecara vertical, cacing anecic ini memilki kemampuan yang luar biasa untuk memperoleh nutrisi dari berbagai lapisan tanah.
Cacing tanah ini mampu muncul di permukaan tanah untuk mengambil daun dan dimasukkannya ke dalam liang dan memakannya. Cacing anecic ini merupakan salah satu varietas terbesar cacing tanah. Contoh cacing tanah anecic adalah Lumbricus terrestris dan Apporectodea longa
Jika kita membicarakan cacing tanah, tentu tidak akan terlepas dari tanah itu sendiri. Tanah merupakan campuran heterogenus dari abiotik dan biotik. Hewan mikroinvertebrata dalam tanah yang dianjurkan sebagai makhluk hidup yang mungkin bisa dijadikan indicator kualitas dan kesehatan tanah adalah cacing tanah. Tanah yang dihidupi oleh banyak cacing tanah dinilai sebagai tanah yang subur.
Demikianlah pembahasan mengenai klasifikasi cacing tanah, semoga artikel ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan Anda mengenai klasifikasi cacing tanah. Anda juga dapat mempelajari berbagaimacam cacing lainnya pada artikel ciri-ciri platihelminthes dan filum nemathelminthes. Anda juga dapat mempelajari mengenai hewan-hewan lainnya pada artikel berikut:
- Klasifikasi echinodermata
- Klasifikasi mollusca
- Ciri-ciri filum porifera
- Metagenesis Obelia sp dan Aurelia aurita
- Hewan reptil
- Hewan amfibi
- Ciri-ciri mamalia
- Ciri-ciri hewan karnivora, herbivora dan omnivora