Makhluk hidup yang ada di dunia ini masing masing tentu melakukan regenarasi agar dapat mempertahankan keberadaannya. Seperti halnya lalat yang beregenarasi dengan cara bertelur. Adapun cara lalat mempertahankan hidupnya adalah dengan mengalami metamorfosis sempurna. Metamorfosis sempurna merupakan daur hidup makhluk hidup yang mengalami 4 tahap utama, yaitu tahap telur, tahap larva, tahap pupa dan tahap akhir. ( baca : Proses Metamorfosis pada Hewan )
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, terdapat fakta yang menyatakan bahwa daur hidup lalat memerlukan waktu sekitar 7-22 hari. Akan tetapi jangka waktu yang telah ditetapkan tersebut dapat berubah tergantung dari faktor lain seperti keadaan suhu serta makanan. Secara umum, lalat betina akan menghasilkan telur setidaknya 75-150 dalam sekali bertelur. Lalat betina biasanya akan menghasilkan telur sebanyak 5-6 kali seumur hidupnya. Adapun daur hidup lalat secara lengkap akan dijelaskan dibawah ini.
1. Tahap Telur
Tahap ini adalah tahap yang berlangsung sangat singkat, yaitu hanya 12-24 jam saja. Dalam tahap ini seorang lalat betina akan langsung menghasilkan telur sekitar 75-150 seperti yang telah disinggung sebelumnya.
Bentuk dari telur lalat adalah lonjong dengan panjang sekitar 0,5 mm, warnanya putih bening dimana pada salah satu ujungnya terdapat 2 antena kecil yang bentuknya seperti sendok yang berfungsi untuk mempertahankan telur agar tidak tenggela
Jangka waktu yang dibutuhkan agar telur lalat tersebut menetas sangat bergantung pada suhu dan kelembapan di tempat tersebut. Apabila di tempat tersebut suhunya panas, maka telur akan lebih cepat menetas, begitu juga sebaliknya. Biasanya lalat jantan akan meletakkan telurnya di tempat yang lembab dan bahan organik seperti sampah atau di bangkai binatang dan hewan.
Artikel terkait : Daur Hidup Kupu Kupu
2. Tahap Larva
Pada tahap larva ini terdiri atas 3 sub tahapan, yaitu tahap instar pertama, tahap instar ketiga dan tahap perubahan menuju tahap pupa. Berikut adalah masing masing penjelasan dari 3 sub tahapan tersebut.
- Tahap I
Pada tahap ini telur yang menetas tersebut disebut sebagai instar I. Instar I ini berwarna putih lonjong dengan ukuran sekitar 2mm. Pada tahap ini instar tersebut akan bergerak seperti cacing, karena tidak memiliki kaki dan mata, akan tetapi memiliki mulut serta gigi berwarna hitam dengan ukuran sangat kecil yang digunakan untuk memakan makan, selain itu juga memiliki sebuah spirakel anterior. Intar I ini sangat membutuhkan banyak makanan untuk mempercepat prosesnya. Nantinya setelah berselang 1-2 hari, instar I akan terlepas dari kulitnya dan berubah menjadi instar II. ( baca : Daur Hidup Taenia Saginata )
- Tahap II
Pada tahap ini instar II tentunya memiliki ukuran yang lebih besar yaitu sekitar 4-5mm, dengan ciri yang sama dengan instar I akan tetapi mulutnya lebih besar dari instar I. Bagian spirakel anteriornya memiliki beberapa benjolan kecil. Selang beberapa hari, instar tersebut akan mengelupas lagi menjadi instar III yang akan lebih terlihat wujudnya. ( baca : Daur Hidup Fasciola Hepatica )
- Tahap III
Pada tahap ini instar III memiliki ukuran sekitar 12mm atau bahkan lebih tergantung dari makanan yang telah dikonsumsinya. Instar III memilki ciri yang hampir sama dengan instar sebelumnya, hanya saja akan memiliki kutikula yang lebih keras dan lebih pendek dan kepala akan menghilang karena akan berubah menjadi pupa. Pada tahap ini larva akan lebih aktif bergerak untuk berpindah pindah tempat, dari tempat yang sejuk bahkan kering agar cepat tumbuh menjadi pupa atau kepompong.
Artikel terkait : Ciri-ciri Makhluk Hidup
3. Tahap Pupa
Pada tahap ini, jaringan yang terdapat pada tubuh larva akan tumbuh menjadi jaringan yang lebih dewasa. Pada stadium ini setidaknya berlangsung sekitar 3-5 hari tergantung dari suhu di tempat tersebut. Perlu diketahui bahwa suhu yang ideal untuk lalat dapat beregenerasi dengan cepat adalah sekitar 26-33 derajat Celcius.
Artikel terkait : Hewan Berdarah Dingin dan Panas – Peredaran Darah pada Serangga
Pada tahap pupa, larva tersebut akan berubah warna menjadi coklat kehitaman. Perubahan warna ini menunjukkan bahwa pupa sudah hampir menjadi dewasa dan tidak bergerak aktif seperti sebelum-sebelumnya, bahkan beberapa diantara tidak bergerak sama sekali. Setelah jangka waktu tersebut, akan terlihat celah yang kecil yang dapat ditemukan di bagian anterior tadi. Dari celah tersebutlah kemudian lalat muda akan keluar.
4. Tahap Akhir
Tahap akhir disebut juga sebagai tahap lalat dewasa. Pada tahap ini lalat muda yang keluar tersebut perlahan akan tumbuh menjadi lalat dewasa, dimana proses untuk menjadi lalat dewasa sangatlah singkat, yaitu hanya 15 jam saja. Sedangkan umur pada lalat dewasa juga sangatlah singkat, hanya bertahan 2-4 minggu saja, hal ini dipengaruhi oleh suhu udara, kelembapan tempat dan sumber makanan yang dapat diperoleh. Biasanya lalat yang sudah dewasa akan segera melakukan perkawinan agar terus menghasilkan keturunan.
Artikel terkait : Tumbuhan yang Hidup di Lingkungan Lembab – Tumbuhan yang Hampir Punah
Faktor yang Mempengaruhi
Adapun faktor faktor yang mempengaruhi daur hidup lalat adalah sebagai berikut:
1. Suhu
Siklus hidup bagi lalat secara optimal akan berlangsung dalam 8-11 hari saja, hal tersebut apabila suhu pada tempat tersebut adalah 25-28 derajat Celcius. Sedangkan waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan telur menjadi dewasa setidaknya membutuhkan waktu 7 hari pada suhu 28-30 derajat Celcius, akan tetapi akan lebih cepat lagi apabila suhunya diatas 30 derajat Celcius. Apabila suhunya sangat rendah, maka perkembangannya menuju lalat dewasa sangatlah lama, bahkan membutuhkan waktu hingga 50 hari. ( baca : Perkembangbiakan Hewan )
2. Makanan
Makanan yang dikonsumsinya juga mempengaruhi jumlah dan perkembangan telur lalat tersebut. Semakin banyak makanan dan nutrisi yang terkandung, maka semakin cepat dan semakin besar pula lalat dewasa nantinya, begitu juga sebaliknya. Beberapa kasus telah menyatakan bahwa larva yang kekurangan nutrisi akan gagal menjadi lalat dewasa yang sempurna.
Artikel terkait : Cara Perkembangbiakan Tumbuhan
3. Cahaya
Intensitas cahaya juga mempengaruhi pertumbuhan larva. Biasanya lalat lebih menyukai tempat yang remang remang, dimana cahayanya tidak terlalu terang dan tidak terlalu gelap pula. Apabila cahayanya terlalu tinggi akan mempengaruhi keterlambatan pada fase bertelur, kemudian apabila cahayanya terlalu gelap maka akan mempengaruhi pertumbuhannya.
Artikel terkait : Fungsi Cahaya Matahari bagi Tumbuhan
4. Medium
Medium yang dimaksud disini adalah tingkat kekentalan dari media tempat lalat tersebut bertelur. Apabila medium tersebut terlalu encer, maka akan memberikan dampak pada jumlah telurnya, akan tetapi tidak memberikan pengaruh pada siklusnya. Dari penelitian yang telah dilakukan, menyatakan bahwa lamanya waktu hidup suatu lalat baru akan lebih sedikit apabila lalat dewasanya berada di medium yang encer. ( baca : Hewan yang Hampir Punah )
Selain itu, terdapat perbedaan pada lalat jantan dan lalat betina. Berikut adalah perbedaannya:
- Ukuran – Ukuran pada lalat jantan cenderung lebih kecil dibandingkan lalat betina
- Sayap – Pada lalat betina memiliki sayap yang lebih panjang dibandingkan dengan lalat jantan
- Abdomen – Pada lalat jantan terdapat 3 ruas abdomen, sedangkan pada lalat betina terdapat 6 ruas abdomen. Jika pada lalat betina ujung abdomennya runcing, maka pada lalat jantan ujung abdomennya tumpul dan lebih hitam
- Sex Comb – Pada lalat betina tidak memiliki sisir kelamin (sex comb), sedangkan pada lalat jantang terdapat sisir kelamin yang ditemukan di kaki yang terdapat rambut rambutnya
Artikel terkait : Peredaran Darah pada Serangga – Sistem Pernapasan pada Serangga
Itulah materi daur hidup lalat beserta faktor faktor yang mempengaruhi jangka waktu lalat dalam bertelur hingga perkembangannya menjadi dewasa. Semoga bermanfaat !