Alga adalah nama lain dari sebutan tumbuhan bergangga. Tumbuhan bersel satu ini hidup di perairan mulai dari air laut, air tawar atau tempat-tempat dengan tingkat kelembaban yang tinggi atau basah. Alga adalah salah satu biota laut yang juga dapat diperjualbelikan. Di pasaran, alga dikenal pula dengan sebutan rumput laut. Saking tingginya tingkat konsumsi rumput laut, ada berbagai macam pembudidayaan rumput laut untuk memenuhi kebutuhan pasar. Setiap klasifikasi rumput laut memiliki ciri khas tersendiri dalam pemanfaatannya.
Alga tergolong tumbuhan, namun tidak sama seperti tumbuhan yang ada di daratan. Alga tidak memiliki akar, dan batang. Alga memiliki sejenis daun yang disebut dengan thallus . Tumbuhan ini secara ilmiah termasuk dalam kelompok Thallophyta. Jenis tumbuhan bergangga ini memiliki tiga jenis kelas terbesar, yaitu Chloropytha (Alga Hijau), Phaeophyta (Alga Cokelat), dan Rhodophyta (Alga Merah). Jenis-jenis Alga ini memiliki ciri khas tersendiri sehingga dapat dengan mudah dibedakan.
Sebenarnya masih banyak lagi, jenis alga yang terdapat di perairan laut. Namun ketiga jenis alga ini adalah yang paling mendominasi dalam lautan. Salah satu populasi alga yang dominan adalah Chloropytha atau alga hijau. alga hijau dapat hidup di air tawar, air laut, tempat bersalju, serta daerah lembab lainnya. Adapun ciri-ciri alga hijau yang khas, ialah sebagai berikut :
- Terdapat warna hijau yang khas seperti pada tumbuhan hijau di daratan karena mengandung pigmen klorofil yang tinggi.
- Memiliki bentuk yang beragam mulai dari unisel sampai filamen.
- Perkembangbiakannya melalui dua cara, yaitu generatif dan vegetatif.
- Amilum dari alga hijau tersusun sebagai rantai glukosa bercabang (Amilose) dan tidak bercabang (Amilopektin). Amilum merupakan cadangan makanan dari alga hijau.
- Sel-sel yang terdapat dalam alga hijau ada yang membentuk koloni dengan benang bercabang dan ada pula yang tidak membentuk koloni mirip kormus tumbuhan tingkat tinggi.
- Sel-sel dari alga hijau ada yang memiliki dinding dinding, dan ada juga yang tidak. Selulosa adalah komponen yang membentuk dinding sel dari alga hijau.
- Alga hijau biasanya ada di laut di sepanjang perairan dangkal. Alga hijau akan melekat pada batu dan akan terlihat jelas saat air laut surut.
Alga hijau disebut-sebut sebagai jenis alga yang paling banyak macamnya diantara kedua alga lainnya. Menurut beberapa referensi, Chloropytha atau alga hijau setidaknya memiliki 12 genus atau macam yang banyak ditemukan di seluruh perairan Indonesia. Macam-macam alga hijau, diantaranya :
1. Caulerpa
Caulerpa adalah salah satu jenis alga hijau yang masih memiliki sekitar 15 jenis dengan 5 varietas yang berbeda. Beberapa orang menyebut Caulerpa dengan sebutan anggur laut. Caulerpa rupanya memiliki manfaat yang cukup unik saat berada di perairan laut. Alga hijau ini dapat menetralisir setiap racun yang ada di sekitarnya, sehingga kandungan racun dalam perairan tersebut semakin berkurang dari waktu ke waktu.
Hanya saja alga hijau ini cukup berbahaya apabila dimakan oleh ikan, karena dapat meracuni tubuh ikan. Predator dari Caulerpa adalah seekor siput yang biasanya menghisap cairan kental dari tubuh alga hijau ini. Siput mampu menetralisir racun dalam tubuhnya sehingga kandungan racun dalam Caulerpa tidak berpengaruh.
2. Ulva
Ulva memiliki bentuk thallus yang lebar seperti daun selada dengan variasi warna hijau terang. Habitat hidupnya adalah daerah perairan payau, dan laut. Jenis alga hijau Ulva akan selalu menempel pada batu atau kayu yang ada di sekitarnya.Valonia memiliki bentuk bulat gelembung dengan variasi warna hijau sampai gelap. Sifat-sifat yang khas dari salah satu jenis alga hijau ini adalah memiliki pori-pori berbentuk huruf V, dan memiliki sifat permeabilitas.
Valonia banyak diteliti karena memiliki sifat listrik yang diperkirakan relatif tinggi, namun hal ini masih dalam tahap penelitian lanjutan oleh para ilmuwan. Kebermanfaatan jenis alga hijau Ulva masih belum dapat dipastikan karena belum ada data yang benar-benar pasti untuk membuktikan sifat listrik yang dimiliki alga hijau ini.
4. Dyctyosphaera (D. Caversona)
Dictyosphaera memilik bentuk bulat dengan permukaan yang agak kasar. Jenis alga hijau ini akan menempel pada terumbu karang yang ada di sekitarnya. Dictyosphaera merupakan alga hijau yang mengandung banyak vitamin, mineral, protein, polisakarida, dan polifenol. Selain itu, kandungan dari jenis alga hijau ini sebagai antikanker, antioksidan, antiinflamasi, serta antibakteri.
Dictyosphaera banyak dikembangkan dalam industri farmasi karena kekayaan nutrisi yang terkandung di dalamnya. Jenis alga hijau ini tersebar hampir di seluruh wilayah perairan Indonesia. Ada kebiasaan unik yang dilakukan di beberapa wilayah masyarakat pesisir Indonesia, yaitu kebiasaan dari masyarakat Nusa Tenggara Barat untuk mengkonsumsi tumbuhan liar ini sebagai sayuran atau lauk.
5. Halimeda
Halimeda memiliki sekitar 18 jenis lainnya. Bentuk alga hijau ini sangat kaku dengan thallus yang menyerupai bentuk kipas kecil-kecil dengan warna hijau terang sampai hijau tua. Alga hijau ini hidup di bawah air, pantai berbatu dan terumbu karang. Halimeda menjadi penyumbang endapan kapur yang cukup besar di laut dan dapat mengganggu kelangsungan ekosistem buatan terumbu karang yang sedang melalui tahap rehabilitasi.
Keberadaan alga hijau ini harus selalu dipantau, karena jika keberadaan Halimeda tumbuh pesat diantara terumbu karang dapat mengganggu pertumbuhannya. Salah satu faktor penghambat pertumbuhan terumbu karang adalah banyaknya alga yang menempel sehingga terumbu karang sulit untuk berkembang biak.
6. Chaetomorpha
Chaetomorpha memiliki bentuk thallus yang menyerupai rambut-rambut halus, atau bulu-bulu seperti yang terdapat pada hewan di daratan namun thallus ini menggumpal lebat. Chaetomorpha memiliki warna hijau yang sangat terang.
Alga hijau ini memiliki berbagai manfaat yang dapat digunakan sebagai bahan makanan, farmasi, kosmetik dan industri lainnya. Kesadaran tentang banyaknya manfaat dari alga hijau jenis Chaetomorpha ini membuatnya mulai dibudidayakan. Jenis alga hijau ini biasanya banyak terdapat di Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Lampung, Banten, Sulawesi dan lain-lain.
7. Codium
Codium adalah salah satu jenis alga hijau yang halus, licin dan lunak. Bentuknya memanjang menyerupai ranting pohon dan bercabang-cabang. Warna dari alga hijau Codium sangat bervariasi mulai dari hijau sampai yang berwarna gelap atau perpaduan dari warna-warna tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian, codium memiliki kandungan antibakteri yang banyak dipergunakan untuk mengawetkan bahan makanan dan industri kosmetik. Sama halnya dengan jenis alga hijau yang lain, Codium tumbuh dengan cara menempel pada terumbu karang. Alga hijau atau rumput laut ini termasuk dari jenis-jenis rumput laut yang tersebar di perairan wilayah Indonesia.
8. Udotea
Udotea memiliki thallus yang berbentuk seperti sebuah kipas lebar. Udotea banyak tersebar di wilayah Indonesia terutama di Pulau Sulawesi. Alga hijau jenis ini tumbuh dan berkembang pada sela-sela terumbu karang dan pasir yang ada di bawah laut.
Kehadiran alga hijau ini pada terumbu karang menjadi salah satu faktor kerusakan terumbu karang yang sangat mempengaruhi keberhasilan upaya budidaya terumbu karang. Banyak kasus budidaya terumbu karang yang gagal karena faktor meningkatnya jumlah alga yang hidup atau menempel pada terumbu karang. Alga hijau memang tidak tumbuh dengan sendirinya, ada banyak hal yang menyebabkan peningkatan pesat dari tumbuhan bawah laut ini.
9. Tydemania (T. Expeditionis)
Bentuk thallus dari Tydemania adalah tegak, dan berbentuk bulat-bulat dengan rambut lembut. Salah satu jenis alga hijau ini tumbuh pada substrat karang dengan kedalaman 5 sampai 30 meter.Tydemania tumbuh subur di daerah air yang jernih dan tersebar di seluruh perairan laut Indonesia. Kehadiran alga hijau ini cukup mempengaruhi keberhasilan cara transplantasi terumbu karang. Transplantasi terumbu karang akan mengalami kesulitan jika banyak ditumbuhi oleh berbagai macam alga. Apalagi jika predator dari berbagai jenis alga ini justru lebih sedikit keberadaannya dibandingkan populasi alga itu sendiri.
10. Bornetella (B. Nitida)
Alga hijau jenis ini biasanya hidup di atas karang mati dan pecahan-pecahan karang yang ada pada terumbu karang. Morfologi dari Bornetella ini seperti batang pohon yang memanjang dengan perpaduan dominasi warna hijau yang agak pekat dan warna hijau muda agak kekuningan. Tumbuhan air ini akan tumbuh subur diantara karang-karang mati.
Bornetella akan selalu menempel pada sisa-sisa terumbu karang yang mati. Berbagai jenis-jenis terumbu karang dapat dijadikan tempat hidup yang nyaman bagi alga hijau jenis ini. Sifat bornatella akan selalu mencari karang mati untuk berkembangbiak karena media tersebut adalah tempat hidup yang paling baik bagi pertumbuhan alga hijau jenis Bornetella.
11. Boergenesia (B. Forbisii)
Boergenesia tumbuh dengan cara menempel pada tumbuhan laut atau batu karang. Tumbuhan bawah laut ini biasanya tidak begitu besar. Mirip seperti rumput-rumput kecil yang ada di daratan yang menempel di atas bebatuan karang.
Alga hijau ini memiliki thallus berbentuk silendris, halus dan agak transparan. Thallus yang ada pada Boergenesia menyerupai daun yang ada pada tanaman di darat dengan warna yang cukup beragam mulai dari hijau muda, hijau tua sampai warna hijau agak kekuningan. Kehadiran alga hijau ini cukup mengganggu dalam proses penanaman terumbu karang.
12. Neomeris (N. Annulata)
Jenis alga hijau ini dapat tumbuh diantara substrat karang mati yang ada di dasar laut. Neomeris memiliki bentuk yang mirip dengan jenis alga hijau Bornetella. Thallus-nya memanjang seperti batang pohong dan berwarna hijau terang. Keberadaan Neomeris tersebar di wilayah laut Indonesia.
Habitat hidup alga hijau ini memang memanfaatkan setiap substrat dari terumbu karang yang tidak lagi berfungsi. Seringkali proses penanaman terumbu karang mengalami kegagalan karena berbagai macam faktor, kehadiran alga hijau menjadi salah satu faktor diantara gagalnya upaya pemulihan terumbu karang yang rusak melalui proses transplantasi karang.
Pelestarian biota laut hendaknya diperhatikan dengan bijak. Beberapa macam-macam alga hijau memiliki manfaat yang dibutuhkan dalam kehidupan manusia dan keseimbangan ekosistem lautan. Cara menjaga keseimbangan ekosistem alga hijau dapat dilakukan dengan tidak membuang sampah, dan limbah dengan sembarangan ke dalam laut. Kehadiran beberapa jenis alga hijau dapat mengganggu berbagai cara budidaya terumbu karang yang telah dilakukan dalam waktu yang panjang. Hal ini adalah satu dari sekian banyak cara melestarikan laut di negeri Indonesia tercinta.