5 Homeostasis dalam Ekosistem

Istilah homeostasis berasal dari Bahasa Yunani yaitu “homoios” yang berarti sama dan “stasis” yang berarti diam atau tetap. Jadi secara etimologis, homeostasis diartikan dengan tetap sama. Konsep homeostasis berawal dari pemikiran bahwa semua materi memiliki unsur dan karakteristik yang saling menyeimbangkan. Baik itu melalui proses timbal balik atau saling menetralkan. Kondisi keseimbangan ini memungkinkan berlangsungnya kehidupan dan pemenuhan kebutuhan makhluk hidup.

Homeostasis adalah salah satu konsep yang penting dalam Biologi. Homeostasis diartikan sebagai mekanisme pengaturan lingkungan keseimbangan dinamis agar tetap dalam keadaan konstan. Lingkungan dalam konteks diatas memiliki dua jenis yaitu lingkungan luar dan lingkungan dalam. Lingkungan luar meliputi semua yang mengelilingi makhluk hidup, termasuk didalamnya komponen biotik dan abiotik. Sedangkan lingkungan dalam adalah lingkungan dinamis didalam tubuh organisme itu sendiri.

Homeostasis biasanya digunakan untuk merujuk pengaturan metabolisme dalam tubuh organisme. Namun pemakaian istilah ini sebenarnya bisa digunakan lebih luas. Konsep homeostasis juga diterapkan dalam suatu alat yang disebut thermostat. Homeostasis dalam ekosistem menggambarkan adanya keseimbangan ekosistem yang tercipta dari banyaknya interaksi dalam ekosistem itu sendiri. Baik berupa interaksi antar organisme dalam ekosistem ataupun dengan komponen abiotiknya.

Kondisi Homeostasis

Telah disebutkn sebelumnya bahwa homeostasis dalam ekosistem adalah keseimbangan dinamis yang tercipta dari interksi makhluk hidup dan lingkungannya yang selalu berubah ubah seperti suhu, kelembaban, cahaya dan sebagainya. Keseimbangan dinamis merupakan salah satu kondisi konstan. Jenis yang lain disebut dengan keseimbangan statis.

  • Keseimbangan statis – yaitu keadaan konstan dalam suatu sistem yang tidak mungkin berubah.
  • Keseimbangan dinamis – yaitu keadaan yang tetap konstan meskipun kondisi dalam sistem berubah.

Apabila dimisalkan aliran energi dalam ekosistem adalah suatu sistem, maka ini adalah salah satu contoh keseimbangan dinamis. Kondisi homeostasis tercapai karena tidak ada energi yang hilang sesuai hukum pertama termodinamika. Meskipun komponen biotik dan abiotik yang berperan dalam terjadinya piramida rantai makanan dan susunan dalam rantai makanan berubah.

Makhluk hidup memiliki perilaku tersendiri yang menciptakan kondisi homeostasis dalam ekosistem. Sama halnya dengan regulasi dalam tubuh seperti rasa haus yang tercipta saat tubuh manusia kekurangan cairan, ekosistem juga dapat meregulasi sistem didalamnya. Regulasi ini dilakukan dalam beberapa cara, diantaranya:

1. Perilaku Menyerang dan Menghindar (Attack-Avoidance)

Hampir semua hewan mamalia dan aves memiliki kecenderungan untuk saling menyerang dalam satu spesies dan saling menghindari atau acuh pada hewan dari spesies lain. Salah satu contoh lain adalah tupai dan chipmunk. Kedua hewan ini memiliki jenis makanan yang sama. Namun apabila satu tupai sedang makan dan datang chipmunk, tupai cenderung mengacuhkannya.

Pengecualian terjadi apabila chipmunk dirasa terlalu dekat dengan tupai. Tetapi saat tupai didekati oleh tupai yang lain, kedua tupai ini cenderung akan saling menyerang. Perilaku inilah yang disebut dengan istilah attack-avoidance. Perilaku semacam ini ternyata merupakan satu pengaturan dalam ekosistem agar persebaran satu jenis spesies tidak selalu ada dalam satu wilayah yang terbatas. Perilaku attack-avoidance menyebabkan persebaran satu spesies klasifikasi animalia semakin luas. Persebaran ini juga merupakan cara hewan beradaptasi dengan lingkungannya. Dengan persebaran yang semakin luas maka ketersediaan makanan dalam satu wilayah tidak akan habis.

2. Proses Homeostasis Terhadap Kepadatan Populasi

Perilaku attack-avoidance biasanya membuat persebaran hewan menjadi lebih luas. Namun pada beberapa hewan kecil dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi seperti tikus dan kelinci, perilaku ini sulit ditemukan. Pada jenis spesies ini, ternyata terjadi proses homeostasis yang berbeda. Saat populasi tikus atau kelinci dalam satu ekosistem alami terlalu padat, hal ini menyebabkan stres yang menyebabkan fungsi kelenjar tiroid terganggu.

Kelenjar tiroid bertanggungjawab terhadap hormon hormon esensial bagi tubuh sehingga gangguan pada kelenjar ini dapat menyebabkan kematian. Apabila kepadatan populasi mencapai kondisi kritis, stres menjadi sangat ekstrim hingga hewan kecil dapat mengalami kematian kibat kerusakan sistem endokrin. Dalam ekosistem alami jarang terjadi peledakan jumlah spesies, berbeda dengan ekosistem buatan. Campur tangan manusia banyak menyebabkan menurunnya jumlah satu jenis spesies dan meningkatnya jumlah spesies lain. Misalnya karena perburuan predator seperti macan dan singa di hutan, menyebabkan populasi rusa meningkat.

 3. Homeostasis oleh Burung Hantu

Burung hantu memiliki peran penting dalam penurunan ledakan jumlah mangsa. Saat populasi mangsa dalam suatu ekosistem jumlahnya terlalu banyak karena suatu hal, populasi burung hantu juga meningkat. Perkembangbiakan hewan ini biasanya hanya menghasilkan 3 telur.

Namun dalam kondisi ini, burung hantu dapat bertelur hingga 11 buah telur. Hal ini menyebabkan jumlah burung hantu mengimbangi peledakan jumlah mangsa. Pada akhirnya jumlah mangsa akan berkurang karena jumlah predator terlalu banyak dan burung hantu akan melakukan perpindahan tempat saat jumlah mangsa berkurang. Kondisi ini juga menyebabkan burung hantu betina tidak dapat bertelur karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung. Hal ini menyebabkan kondisi homeostasis kembali tercipta.

4. Homeostasis dalam Kelahiran

Ekosistem memiliki sistem yang ajaib dalam mengatasi masalah yang mengganggu keseimbangannya. Pada populasi hewan yang memadat terjadi kemtian mendadak akibat stres pada kelenjar tiroid. Bagaimana bagi populasi yang tidak padat? Mangsa seperti rusa adalah makanan utama bagi predator besar seperti macan, singa, harimau dan sebagainya. Akibatnya jumlah rusa semakin berkurang. Namun hal ini diatasi dengan cara berkembangbiak hewan ini. Pada populasi yang mudah menipis, kebanyakan spesies ini dapat melahirkan lebih banyak anak. Dengan demikian jumlah populasi dapat kembali normal.

 5. Predasi sebagai Bentuk Homeostasis

Predasi adalah hubungan mangsa dan dimangsa yang terjadi didalam ekosistem. Interaksi ini merupakan bagian dari homeostasis dalam ekosistem. Kebanyakan pemangsa atau predator akan memangsa individu yang paling lemah dalam populasi mangsanya. Individu ini bisa jadi lemah karena sakit, terluka, atau tidak dijaga induknya. Akibatnya mangsa yang kuat akan bertahan hidup dan menurunkan sifatnya pada anaknya. Artinya kehidupan mangsa dibentuk oleh perilaku dari pemangsanya. Rusa akan berlari lebih kencang karena rusa yang lemah telah dimangsa oleh predator. Ini juga merupakan salah satu contoh dari bentuk seleksi alam.

Demikian beberapa proses homeostasis dalam ekosistem. Dari beberapa contoh proses diatas dapat dilihat bahwa meskipun beberapa kejadian tidak menguntungkan bagi suatu individu, tapi kejadian ini sebenarnya merupakan cara menjaga keseimbangan ekosistem. Baca juga artikel terkait lainnya: pelestarian ekosistem – pelestarian biota laut – pembudidayaan rumput laut