Telinga adalah alat indra di tubuh kita yang memiliki fungsi untuk mendengar. Telinga merupakan sepasang organ yang terdapat di bagian kepala dan letak antara satu dengan yang lainnya simetris. Tidak hanya berfungsi untuk mendengarkan, telinga juga memiliki peran yang besar dalam menjaga keseimbangan tubuh, sebab di bagian dalam telinga terdapat organ khusus yang berhubungan dengan syaraf-syaraf keseimbangan di otak.
Keunikan telinga
Telinga juga dimiliki oleh makhluk vertebrata lainnya, namun tentunya dengan struktur, bentuk yang berbeda-beda, sesuai dengan spesiesnya. Pada beberapa jenis hewan telinga memiliki fungsi lebih dari sekadar indra pendengar. Seperti misalnya pada gajah yang bisa menggunakan telinganya untuk mendinginkan tubuh di hari yang panas, atau kelelawar yang telinganya bisa menjadi semacam radar untuk bisa mendapatkan makanan. Telinga manusia hanya bisa mendengarkan frekuensi suara dengan frekuensi antara 20 hz – 20.000 hz.
Secara singkat, telinga bekerja dengan menangkap dan mengarahkan suara ke bagian dalam telinga. Getaran ini kemudian dikirimkan ke otak melalui syaraf-syaraf pendengaran. Sistem kerja pada telinga sering disebut sebagai sistem audio. Telinga yang dimiliki oleh manusia terdiri atas tiga bagian, yaitu telinga luar, telingan luar dan telinga dalam.
Berikut ini akan dijelaskan secara terperinci mengenai bagian-bagian telinga dan fungsinya.
1. Telinga Luar
Telinga bagian luar adalah bagian telinga yang bisa kita lihat. Bagian terluar telinga disebut sebagai daun telinga, istilah lainnya adalah pinna (serapan dari bahasa latin yang berarti sirip atau sayap). Daun telinga memiliki bentuk yang unik untuk mendukung fungsinya sebagai pengumpul gelombang suara. Daun telinga terdiri dari tepi melengkung luar yang disebut heliks, tepi melengkung dalam yang disebut antiheliks. Bagian lain dari dari telinga luar adalah lubang telinga dan gendang telinga akan menangkap getaran suara untuk selanjutnya diteruskan ke telinga bagian tengah. Telinga bagian luar tersusun dari tulang-tulang rawan dan lapisan kulit tipis. Telinga luar berperan sebagai corong penguat suara. Daun telinga bertugas untuk mengumpulkan suara yang kemudian diteruskan oleh lubang telinga dan lalu diarahkan menuju ke gendang telinga (membran timpani).
Lubang telinga memiliki panjang sekitar 4cm dengan membentuk kanal yang melengkung. Pada bagian ujung kanal ini ditutupi oleh gendan telinga. Di lubang telinga kita sering mendapati bahwa telinga mengeluarkan semacam zat lilin. Zat serupa lilin ini disebut serumen yang lebih awam dikenal sebagai kotoran telinga. Serumen dihasilkan oleh suatu kelenjar yang memiliki sebutan kelenjar sudorifera. Serumen ini sebenarnya memiliki fungsi untuk mencegah lebih banyak kotoran dan serangga luar masuk kedalam telinga.
2. Telinga tengah
Telinga tengah berupa rongga dibagian belakang membran timpani. Telinga tengah meliputi tiga tulang pendengaran (ossicle) yaitu tulang martil (malleus), tulang landasan (incus) dan tulang sanggurdi (stapes). Ketiga tulang ini saling berhubungan satu sama lain. Di telinga tengah juga bisa ditemukan ujung dari saluran eustachius. Saluran eustachus adalah bagian yang menghubungkan telinga dengan rongga mulut. Begitu getaran suara diterima oleh gendang telinga, getaran tersebut kemudian diteruskan ke tulang pendengaran.
Tulang pendengaran memiliki fungsi sebagai penguat getaran suara dan meneruskannya ke rumah siput (koklea). Adapun diataran telinga tengah dan telinga dalam, terdapat selaput tipis yang disebut jedela oval. Selaput tipis ini berfungsi sebagai penerima getaran dari membran timpani melalui osikel (tulang pendengaran).
3. Telinga Dalam
Telinga dalam terbagi menjadi dua bagian anatomi yaitu tulang labirin yang menonjol dan membran labirin. Tulang labirin adalah sebuah rongga yang terbentuk pada tonjolan tulang pelipis dan berisikan cairan perilimfe. Membran labirin terletak dilokasi yang sama dengan tulang labirin namun lebih dalam. Membran labirin dilapisi oleh sel epitel dan berisi cairan endolimfe. Tulang labirin dibagi kedalam tiga bagian yaitu koklea, vestibula dan kanalis semisirkular. Koklea adalah bagian yang digunakan proses pendengaran sedangkan vestibuli dan kanalis semisirkular memiliki fungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
Berikut adalah penjelasan bagian telinga dalam :
a. Koklea – Koklea juga sering disebut sebagai rumah siput, karena bentuknya yang memang menyerupai cangkang siput. Sel-sel syaraf didalam koklea berfungsi sebagai reseptor. Dalam tabung koklea terdapat membran basilaris. Membran basilaris adalah bagian yang membagi koklea menjadi dua bagian, yaitu bagian atas koklea yang disebut skala vestibuli dan bagian bawah koklea yang disebut sebagai skala timpani. Dibagian tengah antara skala vestibuli dan skala timpani juga terdapat skala media, membran besilaris menjadi pembatas bawah skala media, dan bagiam atas skala media berbatasan dengan membran vestibularis.
Pada membran basilaris terdapat organ korti. Organ korti adalah struktur khusus yang disusun oleh sel folikel rambut dan sel penyokong yang memiliki fungsi sebagai pengubah getaran suara menjadi impuls. Sel rambut pada organ korti berhubungan dengan syaraf auditori otak.
b. Vestibuli – Vestibuli terdiri atas sakula dan utrikula yang disusun oleh sel rambut yang bernama macula acustica yang mengandung partikel kalsium karbonat yang disebut sebagai otolith. Pada sakula sel rambut ini tersususn secara vertikal sedang pasa utrikula susunannya horizontal. Fungsi khusus vestibuli adalah untuk menjaga keseimbangan tubuh. Ketika posisi seseorang berubah, otolith akan bergeser posisinya. Pergeseran ini mengubah posisi sel rambut yang menyebkan saluran ion dalam membran sel terbuka sehingga menghasilkan rangsangan yang kemudian ditransmisikan ke bagian bagian otak oleh syaraf vestibulocochlear untuk menjaga keseimbangan.
c. Kanal Semisirkular – Kanal semisirkular berbentuk setengah lingkaran dan terdiri dari tiga saluran yang tersusun dengan posisi berbeda namun saling berkaitan yaitu, kanalis semisirkularis horizontal, kanalis semisirkularis vertikal superior dan kanalis semisirkularis vertikal posterior. Ketiga saluran ini juga memiliki peran untuk menjaga keseimbangan.
Kanal sirkularis mendukung keseimbangan dinamis disediakan melalui tiga kanalis semisirkularis ini. Pada akhir setiap kanal terdapat sedikit pembesaran, yang dikenal sebagai ampula. Ampula berisi banyak sel dengan sel rambut di daerah pusat yang disebut sebagai cupula. Cairan dalam kanal-kanal tersebut berputar sesuai dengan momentum kepala. Ketika seseorang mengubah posisi kepala, inersia cairan akan berubah. Hal ini mempengaruhi tekanan pada cupula, dan menghasilkan pembukaan saluran ion dalam membran sel. Hal ini kemudian menyebabkan terbentuknya impuls, yang dilewatkan sebagai sinyal ke otak melalui syaraf vestibulocochlear
Proses Terjadinya Pendengaran
Gelombang suara akan masuk melalui telinga luar, mulai dari pengumpulan oleh daun telinga, di teruskan oleh liang telinga menuju gendang telinga. Gelombang yang diterima oleh gendang telinga kemudian diubah menjadi getaran. Getaran ini kemudian diperkuat oleh tulang-tulang pendengaran sebelum kemudian diteruskan ke rumah siput (koklea). Getaran-getaran tersebut menyebabkan cairan di rumah siput bergerak dan merangsang reseptor rambut yang terdapat di rumah siput. Sel rambut tersebut mengubah getaran menjadi impuls yang dikirimkan melalui saraf sensoris menuju otak . impuls yang diterima oleh otak kemudian diterjemahkan sebagai suara.
Suplai darah ke telinga
Suplai darah ke telinga berbeda-beda bergantung pada bagian-bagian telinganya. Telinga luar mendapat suplai darah dari arteri aurikuler anterior dan aurikuler posterior. Arteri ini adalah cabang dari arteri temporalis superfisial, arteri karotid eksternal dan cabang-cabang arteri oksipital. Telinga tengah mendapatkan suplai darah dari cabang mastoid arteri oksipital, cabang arteri aurikular posterior, cabang timpani arteri maksilaris dan beberapa cabang arteri lainnya. Suplai dara ke telinga dalam disuplai oleh cabang timpani arteri maksilaris, cabang stylomastoid dari arteri aurikular posterior, cabang petrosal arteri meningeal tengah dan arteri labirin yang muncul dari arteri cerebellar anterior-inferior dan arteri basilar.
Kelainan dan Penyakit di Telinga
- Ketulian, tuli mengaju pada kehilangan kemampuan dengar, baik itu sebagian atau secara total. Hal ini dapat terjadi karena cidera pada bagian-bagian telinga, penyakit bawaan atau karena penyebab fisiologis. Tuli yang disebabkan karena cidera atau kerusakan organ telinga bagian tengah disebut sebaai ketulian konduktif, sedangkan tuli yang disebabkan karena kerusakan oragn dibagian dalam disebut dengan ketulian sesorineural.
- Otitis eksterna, merupakan inflamasi pada telinga luar, bisa terjadi karena infeksi atau karena masalah di bagian bagian kulit seperti dermatitis.
- Otitis media, merupakan inflamasi pada telinga bangian tengah. Biasanya disebabkan karena adanya infeksi.
- Tinnitus, kondisi dimana telinga berdengung. Bisa terjadi akibat penuaan atau karena terlalu sering terpapar kebisingan.
- Vertigo, disebabkan karena adanya disfungsi pada sistem vestibular. Penyebab utama vertigo adalah BPPV (Benign paroxysmal positional vertigo) ang merupakan kelainan yang muncul pada telinga dalam.
- Cedera saluran telinga dan trauma telinga tengah, dapat disebabkan karena efek suara ledakan atau karena trauma mekanik akibat masuknya benda asing. Paling sering terjadi karena kesalahan dalam membersihkan telinga. Objek yang digunakan untuk membersihkan telinga seringkali malah mendorong serumen lebih dalam yang dapat menyebabkan serumen impaksi (serumen menghalangi gendang telinga) hingga kontak dengan kulit tipis yang kemudian menyebabkan cidera hingga pendarahan.
- Pecahnya gendang telinga, dapat disebabkan karena suara yang sangat keras, perubahan signifikan tekanan udara, infeksi atau masuknya benda asing sehingga merobek membran timpani.
- Acoutic neuroma, merupakan tumor non kanker yag dapat tumbuh pada syaraf telinga menuju ke otak. Gejalanya dapat berupa gangguan pendengaran,vertigo dan tinnitus.
Baca juga artikel biologi lainnya :
- bagian bagian mata
- bagian bagian ginjal
- fungsi paru-paru
- fungsi fibrinogen
- fungsi enzim amilase
- fungsi daun telinga
- fungsi saraf simpatik dan parasimpatik
- macam macam lapisan kulit
- akson
- fungsi rangka manusia
- sistem ekskresi