11 Fungsi Sel Alfa dan Beta Pankreas

Pankreas merupakan kelenjar bertandan pada sistem ekskresi pada manusia yang terletak pada kuadran kiri atas daripada epigastrium, terbentang secara horizontal dari cincin duodenal ke limpa. Dengan struktur yang lunak dan berlobus, sangat mirip dengan kelenjar ludah. Panjangnya kira-kira 10-20 cm dan lebar 2,5-5 cm. Pankreas terdiri dari tiga bagian kepala pankreas, badan pankreas, dan ekor pankreas. Pankreas dapat disebut sebagai organ rangkap yang memiliki dua fungsi sekaligus. Pertama fungsi eksokrin oleh sel sekretori lobulanya yang membentuk getah pankreas, berisi enzim dan elektrolit. Cairan pencerna itu berjalan melalui saluran ekskretori  halus dan akhirnya dikumpulkan dua saluran yaitu duktus Wirsungi (saluran utama) dan duktus Santorini (yang masuk ke dalam duodenum).

Kedua fungsi endokrin, tersebar di antara alveoli pankreas terdapat kelompok-kelompok kecil sep epitelium yang jelas terpisah dan nyata.  Kelompok-kelompok ini adalah pulau-pulau kecil atau kepulauan Langerhans, yang bersama-sama membentuk organ endokrin.Pulau-pulau Langerhans yang kaya akan pembuluh darah ini tersebar di seluruh bagian pankreas. Pulau Langerhans dibentuk oleh 4 macam sel yang diklasifikasikan berdasarkan hormon yang dihasilkan. Adapun keempat sel tersebut adalah sel Alpha, sel Beta, sel Delta, dan sel F.

Namun pada artikel berikut ini kita hanya akan membahas mengenai fungsi sel Alpha dan sel Beta yang terdapat pada pankreas. Berikut adalah penjelasannya :

Sel Alpha

Salah satu sel yang terdapat di pankreas adalah sel Alpha yang memiliki beberapa fungsi di dalam organ tubuh yang berada di bagian-bagian pankreas.

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi sel Alpha :

  1. Sel ini berfungsi untuk memproduksi hormon glukagon yang berperan penting dalam menaikkan kadar gula darah (glukosa) yang rendah, yang mana fungsi glukagon ini sendiri berkebalikan dengan hormon insulin.
  2. Glukagon memicu sel-sel otot dan organ hati mencegah glikogen polisakarida untuk melepaskan glukosa ke dalam aliran darah.  Struktur primer dari glukagon terdiri dari 29 asam amino  dengan massa molekul 3483 Da. His-Ser-Gln-Gly-Thr-Phe-Thr-Ser-Asp-Tyr-Ser-Lys-Tyr-Leu-Asp-Ser-Arg-Arg-Ala-Gln-Asp-Phe-Val-Gln-Trp-Leu-Met-Asn-Thr. (baca : fungsi hati)
  3. Glukagon merangsang produksi gula darah secara glukoneogenesis (mengaktifkan lipase lemak, meningkatkan persediaan asam lemak dan sumber energi) dan glikogenolisis (pemecahan glikogen) dalam hati sehingga meningkatkan jumlah kadar gula darah di dalam tubuh (hormon hiperglikemik).
  4. Juga yang bertanggung jawab untuk menjaga kadar normal gula darah saat kita sedang berpuasa. Selain itu, glukagon juga bisa menghambat penyimpanan trigliserida dalam hati yang biasanya terjadi pada saat kita kelaparan.
  5. Glukagon juga berperan dalam merangsang pembongkaran lemak (lipolisis) di dalam jaringan lemak, serta penguraian protein (proteolisis) yang terjadi di otot.

Sel Beta

Sel yang membentuk pulau Langerhans lainnya adalah sel Beta yang juga memiliki peran penting di dalam organ tubuh di bgaian pankreas.

Berikut adalah penjelasan mengenai fungsi sel Beta :

  1. Fungsi utama sel Beta adalah untuk mensekresikan hormon insulin. Hormon ini dapat memicu penyerapan glukosa dari aliran darah ke dalam sel, sehingga memungkinkan untuk hati, bagian bagian ginjal, dan otot untuk menyimpan gula darah yang selanjutnya akan ditambahkan ke molekul glikogen untuk disimpan di dalam hati dan otot sebagao sumber energi.
  2. Cara kerja hormon insulin yang dihasilkan oleh sel Beta adalah berbanding terbalik dengan hormon glukagon yang dihasilkan oleh sel Alpha. Pada saat kadar gula dalam darah meningkat, maka pada saat itulah hormon insulin bekerja untuk menormalkan kadar gula darah tersebut.
  3. Dalam pengobatan, penderita DM (Diabetes Melitus) Tipe I bergantung pada pemberian hormon insulin eksogen (hormon insulin yang disuntikkan ke bawah kulit atau secara subkutan).
  4. Ketika sel Beta tidak bisa bekerja dengan baik (salah satunya karena dihambat oleh Somatostatin yang dihasilkan oleh sel Delta namun hal ini belum terbukti benar) sehingga sekresi hormon insulin pun turut terganggu, yang artinya kita kehilangan kontrol terhadap kadar gula darah di dalam tubuh sehingga terjadi yang namanya penyakit Diabetes melitus.
  5. Sedangkan jika yang terjadi adalah sebaliknya, terjadinya hiperplasia dan neoplasia sel Beta justru mengakibatkan terjadinya sindrom Hyperinsulinisme yang ditandai dengan hipoglikemia (kadar gula darah dalam tubuh sedikit bahkan kekurangan). Dalam keadaan kadar hormon insulin yang rendah, tubuh akan menjadikan lemak sebagai sumber energi dan mengurangi penyerapan glukosa (gula darah).
  6. Selain menghasilkan hormon insulin yang bekerja sebagai kontrol utama saat kadar gula darah meningkat, sel Beta juga berfungsi menghasilkan peptida-C (produk sampingan dari insulin) yang digunakan untuk memberikan gambaran mengenai jisim sel Beta yang hidup.

Untuk lebih memahami bagaimana cara kerja sel Beta dan sel Alpha yang menghasilkan dua hormon yang kerjanya saling berkebalikan, coba perhatikan berikut ini :

Pada saat kadar gula darah berada di atas normal (lebih dari 90 mg/100 ml konstrasi darah pada manusia), hal tersebut akan merangsang pankreas untuk mensekresikan hormon insulin melalui sel Beta-nya dan berkat bantuan insulin inilah yang akan memicu sel-sel target (hati, ginjal, otot) untuk menyerap kelebihan gula darah yang ada di dalam tubuh sehingga kadar glukosa menjadi normal kembali. Sebaliknya, saat tubuh mengalami kekurangan kadar gula darah (hypoglikemia), maka pankreas akan terstimulasi untuk mengeluarkan hormon glukagon melalui sel Alpha-nya, yang kemudian menstimulasi hati untuk menaikkan kadar gula darah.

Demikian mengenai fungsi sel Alpha dan sel Beta Pankrea. Singkatnya, sel Alpha berfungsi menghasilkan hormon glukagon (bertugas meningkatkan kadar gula darah saat kekurangan) dan sel Beta akan membentuk hormon insulin yang kerjanya berkebalikan daripada hormon glukagon (mengatur kadar gula darah agar tetap pada batas normal).

 Baca juga artikel biologi lainnya :