Daur Hidup Enterobius Vermicularis dan Penjelasannya Terlengkap

Cacing kremi yang memiliki nama ilmiah Enterobius vermicularis, merupakan salah satu jenis cacing yang memiliki sistem daur hidup tidak berbeda dengan siklus hidup ancylostoma duodenale, daur hidup wuchereria bancrofti dan siklus hidup trichuris trichiura.  Persamaan dari keempat cacing ini, mereka sama sama membutuhkan manusia sebagai perantara untuk proses siklus hidup atau daur hidupnya. Apa yang disebut dengan siklus hidup, lebih kepada proses cacing ini bertelur, menetas, berkembang, sampai ia dewasa dan menghasilkan telur kembali. Ada proses perkembangbiakan hewan disana, yang merupakan salah satu ciri-ciri makhluk hidup.

Sebenarnya, tidak hanya cacing yang melakukan daur hidup. Jika kita belajar lebih dalam tentang cabang-cabang ilmu biologi, akan ada banyak hal yang kita tahu meneganai daur hidupnya seperti daur hidup kecoadaur hidup semangkadaur hidup lalatdaur hidup katakdaur hidup kupu-kupudaur hidup binatang lautsiklus hidup tumbuhan angiospermaedaur hidup fasciola hepatica  dan masih banyak lagi. Menurut klasifikasi makhluk hidup, taksonomi dari cacing kremi ialah:
Phylum : Nematoda
Kelas : Plasmidia
Ordo : Rabtidia
Super famili : Oxyuroidea
Family : Oxyuridea
Genus : Enterobius
Species : Enterobius vermicularis

Seperti halnya cacing trichuris trichiura, yang akibat dari daur hidupnya, manusia harus menjadi hospes sekaligus korban yang terinfeksi. Cacing enterobiasis menginfeksi manusia dengan sangat mudah dan sering, ia memiliki kemukinan lebih besar dibandindingkan cacin yang lainnya. Faktanya, memang sebagian besar anak-anak pernah mengalami kondisi ini. Ini karena berkumpulnya lingkungan manusia dengan lengkungan cacing kremi.

Cacing ini memiliki ukuran telur kurang lebih sebesar 50-60 mikron : 20-30 mikron (sebagian besara 55 : 26 mikron). Secara fisik, telur ini tidak berwarna dan memiliki bentuk asimetris. Lapisan luar dan lapisan dalam (di dalam telur), begitulah mereka menyebut bagian kulit cacing kremi. Cacing kremi betina mampu menghasilkan 11.000 butir telur dalam satu hari, dan dapat berlangsung selama 2 hingga 3 minggu. Selebihnya, cacing betina kremi ini akan mati.

Cacing kremi betina memiliki ukuran yang lebih besar dibandingkan yang jantan. Cacing kremi yang telah dewasa, ia memiliki warna putih. Dan tahukan anda, bahwa cacing jantan dengan ukuran 2-5mm dari kelompok ini, memiliki sayap dan ekor (ekornya melingkar mirip tanda baca tanya). Begitu pula dengan yang betina, ia juga memiliki sayap dengan ukuran tubuhnya sekitar 8-13 mm x 0,4 mm. Telur cacing ini bertumpuk pada bagian uterus cacing betina yang berbentuk gravid melebar.

Secara biologis, cacing dewasa tidak memiliki rongga mulut namun terdapat 3 buah bibir, bentuk double bulb oesophagus), pelebaran yang terjadi di daerah anterior sekitar leher kutikulum
cacing, disebut dengan sayap leher.

Daur Hidup Enterobius Vermicularis

Berbeda dengan daur hidup wuchereria bancrofti atau cacing filaria yang memerlukan nyamuk sabagai perantara terhadap hospes (manusia). Dalam daur hidup cacing kremi ini tidak dibutuhkan perantara. Lebih jelas tentang daur hidup enterobius vermicularis, kita mulai dari cacing matang di dalam anus manusia yang telah mengidap infeksi cacing ini.

  • Cacing siap bertelur

Cacing matang atau cacing dewasa betina yang telah siap untuk bertelur, ia telah mengandung banyak telur dimalam hari. Dalam kondisi ini, cacing-cacing tersebut akan melakukan migrasi keluar melalui anus. Migrasi yang disebut nocturnal migration ini menuju ke daerah perianal dan perinium.

  • Cacing mulai bertelur

Tepatnya di  perinium tersebutlah semua cacing mulai bertelur. Ketika bertelur, cara yang dilakukan cacing ialah dengan kontraksi uterus, kemudian telur akan melekat disana.

  • Telur yan menular

Telur yang telah dikeluarkan oleh hospes, akan mengalami penularan. Sehingga telur-telur tersebut dapat menetas ditempat (pada manusia) yang sama, atau bahkan pada manusia yang lainnya. Diantara proses penularan tersebut, yaitu:

  1. Penularan yang terjadi dari tangan penderita (yang mungkin telah menyentuh telur) ke mulut penderita itu sendiri. Penularan semacam ini disebut auto infection. Selain itu, dapat juga terjadi kemungkinan penularan terhadap orang lain melalui perantara benda yang telah tercemar.
  2. Penularan yang terjadi akibat udara yang telah tercemar oleh telur kemudian dihirup oleh manusia.
  3. Penularan secara retroinfeksi yang terjadi disebabkan oleh larva yang menetas di daerah perianal (bagian anus yang memang telah menderita cacingan). Lebih tepatnya, ini adalah proses bertelur, menetas dan tumbuh berkembangnya cacing hingga dewasa pada tubuh manusia yang sama.
  • Telur yang menjadi larva

Setelah telur menular pada orang lain, ataupun masih pada tempat yang sama (tidak menular pada rang lain), telur akan menetas menjadi larva. Ia akan berproses dengan baik pada temperatur
optimal 23-26 ºC dalam waktu 6 jam. Jika tidak beruntung (mendapat temperatur yang tidak tepat), maka telur ini akan mati tidak melanjutkan hidupnya menjadi larva.

Dalam waktu kurang lebih 2 minggu sampai 2 bulan, daur hidup enterobius vermicularis berlangsung. Parasit satu ini penyakitnya kita sebut dengan oxyuriasis atau enterobiasis, atau secara umum di masyarakat kita juga sering mendengarynya disebut kremian atau cacingan, yang biasanya ciri awalnya ialah adanya rasa gatal dibagian anus atau bahkan bau tidak sedap.

Untuk memastikan apakah anda terlibat sebagai hospes dalam daur hidup enterobius vermicularis, dapat dilakukan diagnosa laboratorium. Jika ditemukan adanya cacing ataupun telur cacing tersebut, maka anda di katakan positif terinfeksi cacing enterobius vermicularis ini. Untuk dapat menentukan itu, beberapa hal yang biasanya dilakukan ialah dengan menghapus daerah sekitar anus menggunakan “Scotch adhesive tape swab”. Namun jika ingin mendeteksi tentang keberadaan cacing dewasa dalam tubuh anda, maka feses anda perlu mendapatkan perlakuan khusus dan kemudian di cek pada laboratorium.

Cara Pencegahan dan Pemberantasan

Cara pencegahan dari penyakit ini, lebih tepatnya sama dengan melindungi diri kita agar tidak menjadi hospes dalam proses daur hidup enterobius vermicularis. Karena jika anda terlibat di dalamnya, itulah saat dimana anda terinfeksi cacing ini. Meski gejala awalnya mungkin hanya sekedar gatal di bagian anus, namun dampak jangka panjangnya, cacing ini dapat menyebabkan anda mudah lemas atau lesu, atau bahkan kekurangan gizi. Karena semakin banyaknya cacing dalam tubuh anda, dapat memmungkinkan apa yang seharusnya dibutuhkan oleh tubuh anda, harus berkurang karena berbagi dengan cacing-cacing tersebut.

Diantara pencegahan dan pemberantasan terhadap cacing ini yang dapat kita lakukan ialah:

  • Kebiasaan mandi anda harus dilakukan dengan benar, 2 kali sehari, dan pastikan badan anda benar-benar bersih.
  • Biasakanlah mengganti pakain dalam setiap setelah beraktifitas atau sebelum dan sesudah tidur malam.
  • Gantilah alas tidur anda jika sudah terlihat kotor atau paling tidak dua minggu sekali.
  • Jangan suka memanjangkan kuku, kecuali jika anda benar-benar mampu menjaga kebersihannya.
  • Biasakan mencuci tangan setiap sebelum tidur, setelah beraktifitas, setelah dari luar rumah dan sebelum makan.
  • Jagalah sanitasi lingkungan rumah anda. Diantara faktor sanitasi lingkungan rumah yaitu seperti: adanya sinar matahari yang masuk ke dalam rumah dan kamar mandi, adanya ventilasi di kamar tidur, kamar mandi dan bagian rumah lainnya. Step ini sanga penting, karena telur cacing enterobius vermicularis dapat rusak atau mati pada suhu di atas 46ºC dalam waktu 6 jam.
  • Jagalah kebersihan makanan
  • Jagalah kebersihan handuk

Krena penyakit ini sangat mudah menular, maka lingkungan hidup keluarga (dirumah) memang harus lebih diperhatikan. dan kebersihan perorangan dari seluruh anggota keluarga, juga merupakan hal yang sangat penting dijaga.

Berdasarkan fakta bahwa sebagian besar penderitanya adalah anak-anak, maka jagalah anak-anak anda dan beri mereka pengertian agar memiliki kesadaran kebersihan. Jika salah satu anggota keluarga telah tercemar infeksi ini, maka rawatlah ia sebaik mungkin dan segera konsultasikan dengan dokter. Disamping itu, seluruh anggota keluarga harus lebih waspada tentang kebersihan dan lain-lain. Agar telurnya tidak akan mudah menular pada anggota keluarga yang lain.