Cacing tambang atau yang dikenal dengan ancylostoma duodenale, merupakan cacing yang biasanya tinggal di usus halus manusia, pada usia dewasa. Mengapa demikian? Karena siklus hidup ancylostoma duodenale memang tidak lepas dari kehidupan manusia dan sekitarnya. Nama cacing tambang berasal dari aspek historis penemuannya pertama kali di Eropa tepatnya pada daerah pekerja tambang, yang belum begitu bersih.
Necator americanus merupakan cacing yang sejenis dengan cacing tgambang dalam pembahasan cabang-cabang ilmu biologi, kedua nama ini seringkali berada dalam satu pembahasan. Cacing necator americanus banyak ditemukan di daerah Amerika, Sub Sahara Afrika, Asia bagian Tenggara, Tiongkok dan juga Indonesia. Sementara cacing di Timur Tengah, Afrika Utara, India, dan Eropa bagian selatan akan mudah ditemukan cacing Ancylostoma duodenale, karena pada umumnya cacing ini memang banyak ditemukan pada daerah tersebut.
Semua hewan memiliki proses hidup atau yang biasa disebut daur hidup, diantaranya seperti daur hidup kecoa, daur hidup semangka, daur hidup lalat, daur hidup katak, daur hidup kupu-kupu, daur hidup binatang laut, siklus hidup tumbuhan angiospermae, daur hidup fasciola hepatica dan lain-lain. Sama halnya seperti daur hidup wuchereria brancofti ataupun siklus hidup trichuris trichiura, ternyata daur hidup ancylostoma duodenale juga berkaitan dengan manusia. Selain kaitan tersebut dapat membantu siklus hidupnya, hal ini juga merugikan manusia dengan penyakit atau infeksi yang akan dideritanya.
Dalam kasus ini, cacing ancylostoma duodenale sangat mudah menginfeksi manusia. Karena kecerobohan manusia sendiri, kurang lebih sekitar seperempat dari jumlah penduduk di dunia terinfeksi oleh cacing tambang. Karena cacing ini menyukai daerah yang hangat dan lembab, maka infeksi terhadap manusia oleh cacing ancylostoma duodenale lebih sering terjadi pada penduduk daerah yang hangat dan lembab, dan pastinya dengan tingkat kebersihan yang buruk. Meski cacing ini sangat berkaitan dengan manusia dan mudah menginfeksi manusia, namun kebersihan adalah kunci untuk menjauhinya. Dalam klasifikasi makhluk hidup, taksonomi dari cacing tambang ialah:
Kingdom: animalia
Filum: nematoda
Kelas: secernentea
Ordo: strongiloidea
Famili: ancylostomatidae
Species: ancylostomatidae duodenale
Cacing tambang ancylostoma duodenale yang telah dewasa hidup pada bagian-bagian usus halus manusia, tepatnya yakni rongga usus halus. Melekatnya cacing ini pada rongga usus manusia dengan cara melekatkan mulutmulutnya pada mukosa dinding usus. Cacing ini memiliki ukurang sekitar 10-13 mm x 0,6 mm untuk yang berjenis kelamin betina, dan ukuran 8-11 x 0,5 mm bagi yang berjenis kelamin jantan. Sekilas, cacing ini memiliki bentuk yang meneyrupai huruf C.
Cacing ini memang berukuran sangat kecil, namun taukah anda bahwa cacing ini memiliki dua pasang gigi pada rongga mulutnya? Ternyata tidak hanya cukup disana, keterangan diatas tentang ukurannya menunjukkan bahwa hewan kecil ini juga memiliki jenis kelamin. copalatrix merupakan sebutan bagi si tunggal alat kelamin jantan. Sang betina yang memiliki kemampuan bertelur sebagai proses perkembangbiakan hewan dan salah satu ciri-ciri makhluk hidup ancylostoma duodenale.
10000 Butir adalah angka telur yang dihasilkannya dalam kurun waktu satu hari. Namun meski banyak, tetap tergolong kecil karena ukurannya 40 – 60 mikron. Bentuk lonjong dengan dinding tipis dan jernih atau transparan adalah wujud dari telurnya. Jika beruntung, ovum akan berkembang menjadi 2, 4, dan 8 lobus, di tanah yang memiliki suhu optimum 23oC – 33oC .
Siklus Hidup Ancylostoma Duodenale
Siklus hidup adalah seperti rantai bagaimana proses mulai ia belum masuk kedalam tubuh manusia, sampai pada proses ia kembali lagi keluar dari tubuh manusia dengan perkembangan yang telah berbeda dari sebelumnya. Seperti yang saya sebutkan diawal bahwa cacing dewasa hidup di rongga usus manusia, dan ternyata ia dapat bertahan hingga 1-5 tahun lamanya. Satu ekor cacing tambang mampu menyebabkan manusia kehilangan darah sebanyak 0,2 ml dalam satu harinya.
Bagi yang hanya terinfeksi ringan, mereka hanya sedikit sekali kehilangan darahnya. Namun sebaliknya yang akan terjadi pada manusia yang sudah terinfeksi berat. Itulah mengapa terkadang orang yang bertubuh kurus dikhawatirkan karena infeksi cacing. Cacing yang menyebabkan penderitanya kehilangan darah, akan menyebabkan kekuranga zat besi pula. Dan akan menyebabkan kemungkinan yang lainnya pula. Berikut adalah proses silus hidup dari cacing ancylostoma duodenale:
- Telur keluar dari tubuh manusia. Perkembangan cacing ini memiliki siklus yang memutar, dan kali ini kita mulai dari keluarnya telur yang telah diproduksi dalam tubuh manusia yang terinfeksi. Telur cacing ini dikeluarkan bersama dengan feses manusia.
- Telur. Telur yang telah ada di luar tubuh manusia (di tanah) ia akan beruntung dan bertahan lama jika berada pada kondisis tanha lembab, sejuk dan apalagi jika tepat dibawah pohon yang ridang (seperti perkebunan). Bentuk lonjong dengan dinding tipis dan jernih atau transparan ini akan ditentukan hidupnya oleh lingkungannya yang baru. Ia akan berkembang menjadi 2, 4, dan 8 lobus, di tanah yang memiliki suhu optimum 23oC – 33oC.
- Berkembangnya larva. Jika telur tersebut tidak beruntung, maka ia akan mati. Namun jika beruntung, ia akan menetas. Saat berada di dalam tanah, telur tersebut akan menetas dalam jangka waktu 1-2 hari. Proses penetasan ini akan mengubahnya dari telur menjadi larva, yang disebut dengan rabditiiti form. Zat organisme dalam tanah adalah makanannya. Selanjutnya tubuhnya akan membesar dalam jangka waktu 5 – 8 hari hingga mencapai dua kali lipat ukuran tubuh yang sebelumnya, disebutlah dengan larva filariform. Larva filariform mampu bertahan selama lebih dari 1 minggu. Inilah yang harus di hati-hati oleh manusia. Dalam tahap ini, ia sudah siap untuk tersentuh dan ikt pada manusia yang mana yang mendekat, namun jika dalam jangka waktu tersebut tidak ada manusia yang menginjak atau menyentuhnya, ia pun akan mati disana.
- Masuknya ke dalam tubuh manusia. Masuknya cacing ini kedalam tubuh manusia hanya bila dalam waktu kisaran tersebut terinjak oleh kaki. Ketika telah terinjak atau tersentuh manusia, cacing ini akan menempel pada kulita selanjutnya ia menembus kulit dan menuju ke kapiler darah.
- Perkembangan di dalam tubuh manusia. Larva filariform yang telah berhasil masuk kapiler darah manusia, melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah limfa ia akan meneruskan perjalanannya sampai ke jantung kanan. Tidak berhnti disana, dari jantung kanan ia akan bererak menuju paru-paru, kemudian selanjutnya broncus. Tempat selanjutnya setelah broncus, adalah trakea. Disinilah ia akan menunggu manusia tersedak, maka larva akan masuk ke oesophagus hingga finish pada usus halus (siklus tersebut berlangsung dalam prosesnya selama kurang lebih dalam jangka waktu dua minggu).
- infeksi dan gigitan. Di dalam tubuh manusia, cacing tersebut akan meneghisap darah manusia, bertelur, dan telur tersebut akan mengalami prosesnya lagi seperti mulai pada poin no.1 di atas.
Siklus hidup ancylostoma duodenale tersebut memang sangat menguntunkan terhadap perkembangan kelompok cacing ini. namun sayangnya, perkembangan tersebut harus melibatkan manusia. dan cacing ini tidak akan berkembang lebih banyak tanpa menginfeksi manusia.
Fenomena penyakit tersebut akan mudah terjadi atau ditemukan di daerah pedesaan atau lingkungan yang kumuh, atau lingkungan perkebunan juga pertambangan. Meski hisapan darah pada manusia (yang infeksinya belum parah) tidak begitu banyak, namun luka-luka dari bekas gigitannya akan berlangsung lama. Bahkan setelah gigitan tersebut dilepaskan, kondisi ini dapat menyebabkan anemia.
Kebiasaan manusia yang buang air kecil ditanah, justrua akan mempermudah dalam penyebaran infeksi tersebut, dan tentunya juga sangat merugikan manusia. Selain itu, pemanfaatan tinja sebagai bahan pupuk, juga sangat berperan.
Gejala awal bagi anda yang mungkin baru saja menginjak larva dari cacing ini, hanyalah rasa gatal-gatal biasa. Namun gatal tersebut dapat menjadi semakin parah ketika larva telah berhasil menembus bagian kulit anda dan kemungkinan adanya infeksi sekunder. Apabila larva telah memulai perjalanannya menuju paru-paru, maka kondisi ini dapat menyebabkan penderitanya mengalami pneumonitis. Tingkat gejala pada pneumonitis ditentukan oleh jumlah larva tersebut.
Beberapa gejalan klinis serius yang disebabkan oleh cacing ancylostoma duodenale:
- Nekrosis
Nekrosis jaringan usus diakibatkan oleh adanya luka atau terbukanya dinding jaringan usus yang berasal dari gigitan cacing dewasa.
- Gangguan / kurang Gizi
Manusia yang terinfeksi parah akibat terjadinya siklus hidup ancylostoma duodenale dalam tubuhnya, ia akan kehilangan banyak darah, zat besi, karbohibrat, lemak juga protein. Sehingga keadaan tubuh yang demikian menyebabkan penderitanya lemas, anemia karena kurangnya atau terjadinya gangguan gizi dalam dirinya. Jika demikian, maka cacing dalam tubuhnya harus segera dimusnahkan. Dan mengkonsumsi makanan yang dapat menambah kekuranga tersebut, juga dapat membantu.
- Infeksi akut
Jika penderita telah mengalami infeksi akut atau jumlah cacing yang banyak, maka penderita akan mengalami mengalami lemas, nausea, sakit perut, pucat, bahkan diare dengan tinja berwarna merah sampai hitam (tergantung jumlah darah yang keluar). Warna tinja yang cenderung gelap disebabkan oleh luka yang ditinggalkan cacng setelah menghisap rongga usus.
Luka ini tidak akan langsung menutup, ia akan terus terbuka dalam beberapa hari dan darah akan terus mengalir. Meski luka tersebut tidak seberapa besar, namun banyaknya gigitan atau banyaknya jumlah cacing akan menimbulkan banyak luka dengan darah yang terbuang. Bahkan kondisi yang memprihatinkan tersebut, dapat menuntut penderita untuk segera transfusi darah demi memenuhi kekurangan darah yang telah terbuang.
Diagnosa Laboratorium
Dalam proses ini, pemeriksaan tinja di laboratorium akan sangat membantu. Bagi anada yang telah terinfeksi, maka akan ditemukan adanya telur cacing ini di dalamnya. Atau pada feses atau tinja yang telah lama (bukan baru keluar), yang ditemukan bukan lagi telurnya namun larva. semakin banyak ditemukannya larva / telur dalam tinja, maka semakin parah infeksi yang diderita.
Setelah diagnosa dilakukan, maka keputusan akan diambil. Dalam kondisi penderita yang stabil (dan tidak sedang hamil), akan diberikan obat pirantel pamoat atau mebendazol untuk menumpas cacing dalam tubuhnya. Selain itu, pencegahan memang sangat penting. menggunakan alas kaki setiap keluar rumah, mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan sabun dan mengurangi / menghindari penggunaan tinja sebagai bahan pupuk, akan sangat membantu anda dalam melindungi diri dari cacing tersebut.
Selain itu, memperhatikan kebersihan tubuh dan lingkungan, merupakan langkah utama. Ketahuilah ciri-ciri lingkungan sehat dan tidak sehat supaya anda dan keluarga tidak menjadi perantara atau tempat terjadinya siklus hidup ancylostoma duodenale. Namun jika anda mengetahui kondisi diri anda ataupun saudara yang mengindikasikan infeksi cacing, maka segeralah hubungi dokter untuk mendapatkan penanganan yang tepat.