Salah satu ciri-ciri makhluk hidup adalah dapat bergerak, mulai dari hewan dan manusia, setiap makhluk hidup memliki karakteteristik dan sistem gerak masing-masing. Pada artikel kali ini, kita akan membahas mengenai kelainan sistem gerak pada manusia beserta penyebabnya. Sebelum masuk ke pokok bahasan, alangkah baiknya jika kita mengetahui terlebih dahulu mengenai sistem gerak pada manusia (baca juga: susunan tulang manusia).
Sistem gerak manusia terdiri dari struktur anatomi tulang manusia dan fungsi fisiologis yang berinteraksi untuk menggerakkan tubuh atau bagian-bagian tertentu dari tubuh. Bergerak adalah hasil dari kerjasama fungsional antara tiga sistem utama dalam tubuh manusia, sistem saraf (centra and peripheral), sistem articular, dan sistem otot. Sistem saraf bertanggungjawab pada pengontrolan otot (baca : fungsi saraf simpatik dan parasimpatik). mempelajari pola gerakan dan memfungsikan setiap organ di dalam tubuh manusia.
Di dalam otak, sistem saraf tersebut adalah pre-frontal cortex, basal ganglia, thalamus dan cerebellum yang secara primer dalam strategi gerak sensorik dan mmotorik. Pusat vital ini dalam otak mengandalkan fungsi optimal dari gabungan kerjasama tulang belakang untuk mengaktivasi dengan adanya pesan masuk dan mengantarkan pesan tersebut tanpa hambatan ke bagian sistem saraf dan organ vital. Namun, terkadang terjadi hambatan pada sistem gerak sehingga menghasilkan berbagaimacam kelainan pada sistem gerak. Gangguan-gangguan ini disebabkan oleh banyak faktor, bisa karena kelainan pada otot, sistem saraf ataupun sistem artikularnya (baca juga: mekanisme kerja otot).
Jenis Kelainan pada Sistem Gerak Manusia
Kelainan pada sistem gerak diartikan sebagai kondisi gerak yang abnormal atau posisi abnormal dari bagian tubuh karena sistem saraf tidak bekerja dengan baik namun tidak pada penyakit saraf. Pasien dengan kelainan fungsi gerak akan merasakan gejala yang menyakitkan dan bahkan melumpuhkan. Tidak seperti kelainan gerak seperti penyakt Parkinson, kelainan gerak fungsional tidak disebabkan oleh kerusakan atau penyakit sistem saraf. Namun dikarenakan masalah sistem saraf yang tidak bekerja dengan baik. Hal ini diartikan bahwa kelainan sistem gerak fungsional dapat menjadi lebih baik dan bahkan sembuh total.
Diagnosis dari kelainan fungsi gerak biasanya ditentukan oleh seorang ahli saraf. Hal ini bisa menjadi sebuah diagnosis yang sangat sulit karena mmbutuhkan pengetahuan ahli dari berbagai gangguan gerak akibat penyakit saraf, banyak juga kelainan yang tidak biasa dan aneh. Berikut beberapa kelainan sistem gerak :
1. Tremor, yaitu keadaan dimana tangan atau kaki bergetar tidak terkontrol. Secara fungsional, tremor sangat bervariasi. Keadaan ini mungkin akan menghilang jika pasien merasa bingung namun di waktu lain akan sangat membatasi kemampuan gerak. Penyakt fungsional tremor dicirikan oleh hal-hal sebagai berikut:
- Tremor yang menghilang sementara atau berubah ritmenya saat menirukan gerakan tangan dan kaki yang normal.
- Susah membuat gerakan tangan atau kaki yang normal dengan ritme
- Terkadang tremor menghilang
- Frekuensi yang bermacam-macam (bermacam kecepatan dari goncangan)
- Tremor akan menjadi semakin parah saat seseorang mencoba untuk memegang tangah atau kaki
2. Jerks (gerakan terhentak), sebagian orang pernah mengalami jenis gerakan seperti tersentak-sentak. Hal ini mungkin disebabkan oleh adanya suara keras, cahaya tertentu yang berlebihan, dan juga rasa sakit yang teramat sangat. Kejang terkadang disebut juga dengan myoclonus. Myoclonus fungsional dicirikan sebgai berikut:
- Hentakan yang diakibatkan sebagai respon dari suara keras atau rebut (meskipun terkadang ada sebab lainnya).
- Adanya geombang otak tertentu yang disebut “Bereitschaftpotential” yang biasanya tidak akan terjadi pada pasien myoclonus yang diakibatkan oleh penyait saraf.
3. Kejang otot, beebrapa orang mengalami tangan atau kaki yang tumbuh dengan postur abnormal dan sulit untuk diatasi. Keadaan ini bisa jadi sementara atau datang pada waktu tertentu, atau lebih kronis, biasa disebut dystonia fungsional tetap atau kontraktur. Pasien dengan dystonia fungsional terkadang mengalami “tangan terkepal” atau “kaki terbelit”. Kejang otot fungsional terkadang terjadi di tangan dan pergelangan tangan. Kelainan yang terjadi pada tangan disebut “kejang carcopedal”. Hal ini hadir dengan keadaan medis lain seperti memiliki kadar kalsium rendah dalam darah dan dokter seharusnya mempertimbangkan hal ini sebelum menentukan bahwa penyakit ini kejang fungsional atau kejang karena sistem saraf. Kejang carcopedal secara khusus terjadi selama hiperventilasi.
4. Kelainan cara berjalan, bermacam kelainan cara berjalan dapat terjadi sebagai bagian dari penyakit fungsional. Kebanyakan cara berjalan yang terkesan “menyeret” terlihat pada pasien dengan kelemahan fungsional pada salah satu kaki. Jenis lainnya adalah cara berjalan yang terkesan “goyah” atau tidak tetap, beberapa dikaitkan dengan histori jatuh yang pernah dialami dan ketakutan pada ketinggian dan takut jatuh. Terdapat beberapa jenis kelainan fungsional cara berjalan. Perbedaan jenis tersebut dideskripsikan sebagai berikut:
- Kelambatan gerak yang berlebihan, yaitu suatu kondisi dimana cara berjalan menjadi sangat lemban dengan kaki yang memiliki tekanan untuk menempel pada tanah.
- Berjalan seperti di es, yaitu suatu kondisi dimana cara berjalan dengan sangat hati-hati, kaki berjauhan, tegang dan kaku.
- Meringkukkan badan, suatu kondisi dimana cara berjalan yang seakan-akan berjongkok, hal ini dikaitkan dengan rasa takut jatuh.
- Tiba-tiba lutut menekuk, kasus ini biasanya dikaitkan dengan adanya kelemahan fungsional pada kaki. Terkadang masalah ini disebut “drop attack”, meskipun terkadang ada hal penting lain yang mungkin menjadi sebab dari kondisi ini.
- Cara berjalan yang tidak stabil,
5. Postur tetap (dystonia fungsional). Keadaan ini menjelaskan posisi, biasanya posisi dari tangan atau kaki yang tetap untuk selamanya atau dalam jangka waktu tertentu. postur tetap seperti ini biasanya berhubungan dengan beberapa kelemahan fungsional yang ekstrim dan umumnya terdapat rasa Ada sedikit kesamaan di sini dengan kondisi yang disebut Complex Regional Sakit tipe 1. Dua jenis yang paling umum adalah:
- Pada tangan, dimana keberadaan penyakit ini hamper sama dengan kejang carcopedal atau terkadang tangan yang mengepal
- Pada kaki dimana pergelangan kaki menjadi menghadap ke dalam
6. Kedutan jinak, biasa disebut “kedutan fasikulasi”. Kebanyakan orang mengalami kedutan dari waktu ke waktu, tertama di bagian mata dan jari. Kedutan yang biasa terjadi pada beberapa kesempatan adalah sesuatu normal. Namun, beberapa orang mengalami kedutan seperti ini terus-menerus hingga muncul pada beberapa aera di tubuh mereka, dalam waktu yang lama. Hal ini dapat menjadi sesuatu yang dikhawatirkan mengenai apa yang menjadi penyebabnya, dimana kedutan menjadi semakin parah. Pengembangan gejala ini dikhawatirkan pasien akan mengalami penyakit saraf motorik. Pada kenyatannya, kedutan pada kasus ini, mempengaruhi keseluruhan serabut otot, berbeda dengan gerakkan sedikit menggeliat yang disebut fasikulasi, yang terlihat pada penyakit saraf motorik. Inilah alas an kenapa penyakit ini disebut kedutan fasikulasi. Terdapat penyebab lain otot kedutan namun kedutan fasikulasi merupakan yang secara klinis sering terjadi.
Demikianlah pembahasan mengenai kelainan sistem gerak pada manusia. Semoga artikel ini dapat menambah pengetahuan Anda mengenai sistem gerak manusia dan segala jenis kelainan yang mungkin terjadi. Anda dapat mempelajari mengenai berbagai sistem yang ada pada makhluk hidup pada artikel berikut:
- sistem sirkulasi pada manusia
- kelainan pada sistem peredaran darah
- sistem pencernaan pada manusia
- sistem peprnapasan pada manusia
- fungsi kelenjar ludah
- fungsi enzim tripsin
- fungsi empedu
- mekanisme peredaran darah pada manusia
- peredaran darah jantung