Sistem Saraf Pada Manusia dan Fungsinya

sistem saraf pada manusiaSistem saraf pada manusia secara bersama-sama dengan sistem hormon, mempunyai peran dalam memelihara fungsi-fungsi utama dari tubuh. Secara umum sistem saraf sendiri memiliki peran untuk mengatur, seperti contohnya kontraksi yang terjadi pada otot, perubahan-perubahan pada alat tubuh yang terdapat di bagian dalam yang bisa berlangsung dengan sangat cepat, dan juga kecepatan proses sekresi pada beberapa bagian kelenjar endokrin. Sistem saraf pada manusia mempunyai sifat seperti mengatur yang tentunya sangat kompleks dan juga khusus.

Sistem saraf tersebut akan menerima berjuta-juta berbagai bentuk rangsangan yang awal mulanya berasal dari berbagai bagian organ. Semua bentuk rangsangan tersebut, kemudian akan bersatu guna menentukan interaksi dan respon apa yang sebenarnya akan diberikan oleh bagian-bagian tubuh. Bentuk rangsangan bisa juga berasal dari bagian luar tubuh (yang disebut sebagai rangsangan eksternal) dan juga bentuk rangsangan dari bagian dalam tubuh (yang disebut sebagai rangsangan internal).

Baca juga :

Sistem Saraf Pada Manusia

sistem-saraf-pada-manusiaSistem saraf pada manusia sendiri terdiri dari beberapa bagian yang mempunyai masing-masing peranan penting, seperti halnya ada  bagian yang berperan dalam menerima rangsangan (saraf tersebut terdapat pada alat indra), ada bagian yang berperan dalam meneruskan rangsangan ke bagian pusat saraf (saraf sensorik), ada bagian yang berperan dalam menafsirkan rangsangan (saraf pusat), dan ada juga bagian yang berperan dalam meneruskan jawaban ke bagian efektor (saraf motorik).

Rangsangan sendiri datang dari bagian luar tubuh yang kemudian diterima oleh alat-alat indera kita yang terdiri dari mata, hidung, lidah, telinga dan kulit. Berbagai nformasi yang didapat oleh bagian dari ujung saraf pada alat indera kita akan diubah menjadi sebuah impuls, yang wujudnya seperti semacam aliran arus listrik yang sangat lemah. Impuls kemudian akan diteruskan oleh bagian saraf sensorik menuju ke bagian saraf pusat. (baca juga : peran bakteri yang menguntungkan)

1. Sel Saraf (Neuron)

Berdasarkan fungsi atau pun peranannya, neuron sendiri bisa dikategorikan menjadi tiga bagian, yakni neuron sensorik, neuron motorik, dan juga neuron konektor. Penjelasannya sebagai berikut :

  • Neuron Sensorik

Neuron sensorik adalah neuron yang mempunyai badan sel yang bergerombol sehingga akan membentuk ganglia, bagian aksonnya pendek, tetapi bagian dendritnya panjang. Neuron sensorik memiliki ikatan langsung dengan alat indera karena berperan dalam proses menerima rangsangan. Sel saraf ini mempunyai fungsi utama yakni menghantarkan impuls saraf dari bagian alat indera, kemudian diteruskan menuju ke bagian otak atau pun bagian sumsum tulang belakang, sehingga sel saraf ini seringkali dikenal sebagai neuron indera. (baca juga : pembelahan sel)

  • Neuron Motorik

Neuron motorik adalah neuron yang mempunyai bagian dendrit yang relatif pendek dan juga bagian akson yang relatif panjang. Bagian dendrit berkaitan langsung dengan akson lain, sedangkan bagian akson berkaitan langsung dengan bagian efektor yang berupa otot atau pun kelenjar. Neuron motorik memiliki fungsi utama yakni dalam membawa impuls dari bagian otak atau pun bagian sumsum tulang belakang yang kemudian akan diteruskan menuju ke bagian otot atau pun bagian kelenjar tubuh. Dengan demikian, neuron ini seringkali dikenal sebagai neuron penggerak. (baca juga : pembelahan mitosis)

  • Neuron Konektor Atau Interneuron

Neuron konektor adalah neuron  yang bersifat multipolar dan mempunyai bagian dendrit pendek namun berjumlah relati banyak, serta pada bagian akson ada yang relatif panjang dan juga ada yang relatif pendek. Pada bagian ujung dendrit dari saraf lain akan membentuk sinaps. Neuron ini banyak ditemukan pada bagian sumsum tulang belakang dan juga pada bagian otak yang memiliki fungsi utama dalam upaya meneruskan rangsangan dari bagian neuron sensorik ke bagian neuron motorik.

Sinaps dapat didefinisikan sebagai sambungan yang terjadi diantara bagian neuron yang satu dengan bagian neuron lainnya. Ketika impuls melewati sinaps, maka impuls akan bisa terus untuk dijalarkan atau pun dihambat. Pada bagian sinaps, ada celah yang sering dikenal dengan nama celah sinaps dan mempunyai lebar sekitar kurang lebih 200 angstrom. Neuron yang mempunyai letak pada bagian sebelum sinaps, maka disebut sebagai neuron prasinaps, sedangkan neuron yang mempunyai letak pada bagian setelah sinaps, maka disebut sebagai neuron pascasinaps.

Proses penjalaran yang dilakukan oleh impuls melewati sinaps akan berlangsung secara searah, yakni mulai dari bagian neuron prasinaps ke bagian neuron pascasinpas dan kemudian akan melibatkan neurotransmiter. Macam-macam neurotransmiter yang ada antara lain, asetilkolin yang ada pada bagian sinaps di seluruh anggota tubuh, noradrenalin yang ada pada bagian sistem saraf simpatik, dan juga serotonin yang ada pada bagian saraf pusat atau pun bagian otak.

Neurotransmiter sendiri dapat dibuat oleh neuron prasinaps dan akan disimpanpada bagian dalam vesikel. Jika impuls telah sampai pada bagian bongkol sinaps, makan akan ada sejumlah kecil ion seperti Ca2+ yang akan masuk ke bagian dalam bongkol sinaps sehingga menyebabkan vesikel-vesikel akan mengalami pergerakan menuju ke bagian membran prasinaps. Selanjutnya vesikel akan melepaskan neurotransmiternya. (baca juga : pembelahan meiosis)

Jika dilihat berdasarkan tempatnya, maka sinaps sendiri bisa dibedakan menjadi tiga macam, penjelasannya sebagai berikut :

  • Sinaps aksosomatik, yakni sinaps yang letaknya pada bagian antara akson dari satu neuron dengan bagian badan sel dari neuron yang lainnya.
  • Sinaps aksodendritik, yakni sinaps yang letaknya pada bagian antara akson dari neuron yang satu dengan bagian dendrit dari neuron yang lainnya.
  • Sinaps aksoaksonik, yakni sinaps yang letaknya pada bagian antara ujung akson dari neuron yang satu dengan bagian akson neuron yang lainnya.

2. Impuls Saraf

Neuron mempunyai salah satu sifat yakni pada bagian permukaan luarnya memiliki muatan positif, sedangkan pada bagian dalamnya memiliki muatan negatif. Jadi, terdapat perbedaan yang potensial antara neuron pada bagian luar dengan neuron pada bagian dalamnya. Kondisi semacam ini biasanya disebut dengan polarisasi. Jika neuron ini dirangsang, maka pada tempat tersebut akan terjadi proses penurunan beda potensial atau pun muatan yang berubah (saling bertukar posisi), yakni pada bagian luarnya akan menjadi negatif dan pada bagian dalamnya akan menjadi positif. Kondisi seperti ini biasanya disebut dengan depolarisasi.

Suatu peristiwa yang berkaitan dengan perubahan muatan yang terjadi pada membran plasma neuron yang ada di sepanjang bagian dari serabut saraf tersebut yang memiliki potensial terhadap aksi saraf lebih dikenal sebagai impuls saraf. Semua impuls saraf ini bisa dikatakan sama. Suatu respon yang seringkali berlainan bukan berarti diakibatkan karena impuls yang berbeda, namun karena pada reseptor dan juga efektor yang berbeda. (pembelahan biner pada bakteri)

3. Mekanisme Terjadinya Gerak Refleks

Gerak refleks adalah gerak yang terjadi dan berlangsung tanpa adanya kesadaran terlebih dahulu. Gerak ini biasanya berjalan sangat cepat dan responnya terjadi tiba-tiba atau pun otomatis terhadap suatu rangsangan. Gerak refleks tidak mengalami proses pengolahan terlebih dahulu yang dilakukan oleh otak (tanpa membutuhkan suatu kontrol dari otak).

Gerak ini pada dasarnya adalah suatu proses mekanisme mengenai respon yang mempunyai tujuan untuk menghindari suatu rangsangan yang bisa membuat tubuh menjadi terancam oleh bahaya yang ditimbulkan. Jadi, gerak refleks bisa didefinisikan sebagai suatu gerakan yang bisa terjadi tanpa adanya kehendak atau pun tanpa kesadaran terlebih dahulu oleh kita.

Contoh pada gerak refleks, seperti halnya apabila pada bagian telapak tangan kita secara tidak sengaja terkena benda yang tajam. Secara tiba-tiba dan tanpa kita sadari, maka kita akan menarik tangan dari benda tajam tersebut. Munculnya suatu gerakan yang terjadi secara refleks tersebut, bisa dikatakan suatu proses reaksi cepat yang terjadi tanpa disadari terhadap suatu rangsangan. Proses mekanisme pada gerak refleks tersebut merupakan suatu rangsangan karena rasa sakit yang ditimbulkan oleh indera peraba, yakni pada telapak tangan kita. Rangsangan tersebut akan secara langsung dilanjutkan ke bagian neuron sensorik.

Selanjutnya dari bagian neuron sensorik, suatu rangsangan akan segera dilanjutkan ke bagian neuron asosiasi (atau bisa disebut dengan sel saraf penghubung) pada bagian sumsum tulang belakang, dan proses tersebut tanpa diolah terlebih dahulu di dalam otak, namun tanggapan akan langsung dikirim ke bagian neuron motorik. Berikutnya dari bagian neuron motorik, maka impuls akan segera dikirimkan ke bagian efektor yakni otot. Pada contoh gerak refleks semacam ini, kemudian otot akan memberikan suatu tanggapan dengan cara menarik anggota tubuh bagian tangan kita dari benda-benda tajam yang menyakiti kita tersebut. Dengan demikian, maka pada gerak refleks dengan impuls akan melewati jalan yang pendek atau menggunakan jalan pintas. (baca juga : proses pencernaan makanan)

4. Kelainan Dan Penyakit Pada Sistem Saraf Manusia

Berikut contoh kelainan dan penyakit yang seringkali terjadi pada sistem saraf manusia, misalnya sebagai berikut :

  • Epilepsi

Epilepsi adalah suatu penyakit yang bisa diidentifikasikan dengan terjadinya serangan pada bagian neuron motorik atau pun pada bagian neuron sensorik dengan cara berulang kali. Dampaknya yakni pada bagian otot-otot rangka akan terjadi kontraksi secara berulang-ulang, namun prosesnya tanpa disadari.

Epilepsi dapat terjadi karena akibat dari kerusakan otak ketika lahir, infeksi, racun, luka yang ada pada kepala, atau pun tumor yang ada pada otak. Epilepsi sendiri dapat ditangani dengan cara memberikan obat-obatan anti epilepsi tentunya. Seperti contohnya phenytoin dan juga carbamazepine. (baca juga : jenis jenis bioteknologi)

  • Alzheimer

Alzheimer adalah penyakit yang diakibatkan karena kehilangan kemampuan seperti keperdulian terhadap diri sendiri. Bagi penderita alzheimer, maka akan kehilangan kemampuan dalam mengingat suatu kejadian yang baru saja terjadi pada dirinya. Selanjunya akan menjadi bingung dan juga pelupa, sering menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang sama persis, atau pun mudah tersesat pada saat berada di suatu tempat yang seringkali dikunjungi. (baca juga : struktur sel saraf)

Penyebab penyakit alzheimer pun belum diketahui secara pasti. Tetapi, ada beberapa faktor yang memicu munculnya penyakit alzheimer. Beberapa faktor tersebut contohnya mempunyai sejarah peristiwa yang menyebabkan luka pada kepala dan bisa juga karena faktor keturunan. Penderita penyakit ini bisa diberi obat-obatan yang berguna membantu untuk mengembalikan kemampuan sistem saraf yang dimilikinya. Selain itu, pada penderitanya tersebut alangkah baiknya selalu dijaga dan juga dirawat dengan intensif.

Baca juga :

Dapat diambil kesimpulan bahwa sistem saraf pada manusia dapat bekerja karena adanya neuron sensorik, neuron motorik dan juga neuron konektor sehingga bisa terjadi rangsangan yang menimbulkan suatu gerakan refleks. Sampai disini dulu ya artikel kali ini mengenai sistem saraf pada manusia. Semoga bermanfaat dan terima kasih.